PATI, Lingkarjateng.id – Pembangunan tanggul laut pati untuk cegah banjir dinilai mustahil, ini alasannya. Bencana banjir rob beberapa waktu lalu menerjang kawasan pantai utara Kabupaten Pati, yakni di wilayah Kecamatan Dukuhseti dan Kecamatan Tayu.
Akibatnya tanggul sepanjang 50 meter yang ada di Desa Banyutowo, Kecamatan Dukuhseti jebol karena tak kuasa menahan terjangan ombak dan naiknya air laut.
Bersama dengan warga sekitar, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati pun dengan sigap membuat tanggul sementara guna membendung naiknya air laut ke daratan.
“Memang ada beberapa kerugian yang ditimbulkan, adanya tanggul penahan sepanjang 50 meter Desa Banyutowo. Upaya yang sudah dilakukan adalah membuat tanggul sementara dari batu. Meskipun belum maksimal, banjir rob berangsur surut,” ujar Kepala BPBD Pati, Martinus Budi Prasetya.
Waspada Banjir Rob, BPBD Pati Buat Tanggul Darurat
Guna mengantisipasi bencana rob dan terjangan gelombang tinggi yang kapan pun bisa terjadi, Martinus mengatakan bahwa tak mungkin untuk membangun tanggul laut yang besar. Hal tersebut dikarenakan topografi pesisir utara Pati yang merupakan kawasan tambak.
“Untuk pembangunan tanggul laut bisa dikatakan tidak mungkin dilakukan saat ini karena biayanya sangat mahal. Kecuali kalau di Pekalongan dan Semarang yang dekat dengan kawasan industri itu sangat mungkin dibangun tanggul. Kalau di Pati kan dekat dengan wilayah tambak, itu yang paling mungkin adalah dengan menanam Mangrove,” tambahnya.
Sebagai bentuk pencegahan bencana rob, dirinya menghimbau kepada masyarakat pesisir Pati untuk menanam tanaman Mangrove yang efektif mencegah terjadinya rob. Ditambah juga kondisi pantai yang sangat cocok ditanami Mangrove ketimbang didirikan tanggul laut.
“Yang paling mungkin dilakukan untuk mencegah rob ini ya menanam Mangrove. Jadi jangan wilayah pantai dijadikan tambak ikan,” tutup Martinus. (Lingkar Network | Arif – Lingkarjateng.id)