PATI, Lingkarjateng.id – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Jawa Tengah melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Pati pada Senin, 1 Juli 2024. Dalam kunjungan tersebut, tim BPOM Jateng bertemu dengan Penjabat (Pj) Bupati Pati Henggar Budi Anggoro beserta Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin), Dinas Koperasi dan UMKM (DinkopUMKM), dan Dinas Kesehatan (Dinkes) di Ruang Joyokusumo Setda Pati.
Kepala BPOM Jateng, Lintang Purba Jaya menyampaikan bahwa maksud dan tujuan pihaknya dalam lawatan kali ini adalah sebagai langkah awal untuk melaksanakan program yang sudah ada sejak 2022 yakni GUMREGAH Plus atau NgGugah UMKM Resik Saking Bahan Berbahaya
Sasarannya adalah terasi rebon, karena produk ini merupakan salah satu UMKM yang cukup populer di Kabupaten Pati. Dipilihnya UMKM ini lantaran temuan dari BPOM Jateng bahwa pelaku produksi terasi rebon olahan dari Pati memiliki kandungan berbahaya atau tidak memenuhi syarat dari BPOM sebesar 33%. Yang artinya hanya ada sebanyak 57% produsen terasi rebon yang memenuhi syarat produksi.
Masih tingginya angka produsen yang menggunakan bahan tekstil ini dikhawatirkan akan berdampak buruk terhadap konsumen. Sehingga, BPOM Jateng komitmen untuk bersama-sama mengurangi penggunaan bahan makanan berbahaya dengan cara melakukan edukasi kepada para pelaku UMKM.
“Di Pati salah satu produk unggulan yaitu terasi rebon. Kita fokus yang menggunakan bahan berbahaya yakni Rhodamin B. Sekitar 33% produsen yang masih menggunakan. Ini yang akan kita intervensi” kata Lintang.
Dalam waktu dekat antara bulan Juli-Agustus, pihaknya bakal melakukan Focus Grup Discussion (FGD) bersama dengan para pelaku UMKM terasi rebon, dengan pendampingan dari stakeholder terkait.
Nantinya, bagi produk UMKM yang sudah bebas dari bahan berbahaya akan diberikan label atau stiker resmi dari BPOM Jateng, guna memberikan kepastian bahwa produk tersebut benar-benar layak dan aman dikonsumsi.
“Kita beri stiker bagi makanan yang bebas dari bahan berbahaya. Jadi ada jaminan bahwa produsen bebas dari kandungan berbahaya. Jadi dalam pelaksanaannya kami membutuhkan dukungan dari Pemkab,” tambahnya.
Sementara itu, Pj Bupati Pati Henggar Budi Anggoro sangat antusias dalam menyambut rencana bagus dari BPOM Jateng ini. Dirinya pun akan memerintahkan stakeholder terkait untuk bisa memberikan fasilitasi kepada BPOM Jateng agar dalam pelaksanaan program GUMREGAH Plus ini bisa berjalan dengan baik.
“Agar temuan-temuan bahan makanan yang berbahaya bisa diminimalisir oleh instansi terkait. Kita bisa bergerak untuk segera mengantisipasi. Karena jika tidak, kita pasti terkena dampaknya. Kita memang pengen agar makanan yang dijual itu sesuai dengan kategori yang diizinkan,” sambung Pj Bupati.
Selain Kabupaten Pati, wilayah lain yang akan menjadi fokus dalam program GUMREGAH Plus adalah Kabupaten Rembang. Karena sebagaimana diketahui, dua wilayah ini adalah yang paling banyak terdapat produsen terasi rebon. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)