BATANG, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang mulai memetakan 9 titik rawan bencana yang mungkin timbul saat memasuki musim penghujan sebagai langkah strategi penyelamatan penduduk apabila terjadi bencana.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batang, Ulul Azmi di Batang pada Senin, 20 September 2022 mengatakan bahwa letak geografis daerah ini memiliki dataran tinggi dan dataran rendah, sehingga berpotensi rawan longsor, banjir dan angin puting beliung.
“Saya sudah mendapat kiriman informasi BMKG memperkirakan sebagian daerah di Indonesia, termasuk Pulau Jawa akan mencapai puncak musim kemarau pada September 2022. Namun, kami juga mulai memetakan potensi bencana saat musim hujan yang diperkirakan mulai Oktober 2022,” katanya.
Menurut dia, beberapa wilayah rawan banjir di antaranya Batang bagian utara, pusat Kota Batang, Tulis, Gringsing, Subah dan Warungasem sedang rawan angin puting beliung seperti Kecamatan Banyuputih dan Kandeman.
Kemudian daerah rawan tanah longsor, kata dia, berada di wilayah bagian atas seperti Tersono, Bawang, Reban, Bandar, Wonotunggal dan Blado.
“Akan tetapi, saat ini kami sedang fokus mengatasi terhadap dampak kekeringan, yaitu membantu warga yang sedang mengalami kesulitan air bersih namun juga mulai memetakan daerah rawan bencana menjelang musim hujan,” terangnya.
Ulul Azmi menambahkan, pihaknya akan mengaktifkan kembali posko kebencanaan pada saat memasuki musim hujan yang berada di 15 kecamatan untuk langkah antisipasi apabila terjadi bencana.
“Biasanya, Pemkab Batang akan membuat surat siaga bencana pada Oktober 2022 karena diperkirakan pada bulan itu akan memasuki musim hujan. Yang jelas, kami sudah melakukan kesiapan menghadapi musim hujan, namun kini sedang fokus menghadapi dampak musim kemarau,” katanya. (Lingkar Network | Anta – Lingkarjateng.id)