JEPARA, Lingkarjateng.id – Ketua Cabor Kick Boxing sekaligus anggota Komisi A DPRD Jepara, Padmono Wisnugroho mengakui jika sudah ada pembinaan dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) untuk para atlet. Hanya saja, sistem pelaporannya sangat rumit dan tidak praktis sehingga tidak efektif. Lebih lanjut, Wisnu, begitu sapaan akrabnya, mengatakan selama ini pembinaan pada atlet lebih banyak dilakukan dengan swadaya biaya sendiri.
“Birokrasinya terlalu lama, tidak langsung dikoreksi, padahal dana pembinaannya pun juga masih jauh dari kata cukup. Jadi sistem di KONI itu jika ada prestasi dana pembinaan baru ditambah. Padahal kita tahu seperti di pepatah Jawa ada ungkapan jer basuki mawa bea yang artinya semua keberhasilan membutuhkan biaya dan di KONI logika tersebut terbalik,” terang pria yang juga menjabat anggota Komisi A DPRD Jepara dari Partai Nasdem itu.
Ditanya mengenai salah satu atlet potensial Jepara yang kurang mendapat perhatian, Wisnu mengaku sudah menjalin komunikasi dan memantau langsung atlet tersebut. Menurutnya, masalah adaptasi menjadi faktor tidak masuknya atlet tersebut dan ke depan pihaknya bermaksud melakukan pendekatan lagi agar bisa masuk ke cabor kick boxing.
Tak Mau Disalahkan, KONI Jepara Bantah Disebut Tak Perhatikan Atlet
“Secara keseluruhan bagus, tapi adaptasinya kurang cepat. Jadi, untuk kick boxing lebih mengutamakan speed and power, tidak boleh ada kuncian dan bantingan dan juga ada beberapa bagian tubuh yang tidak boleh dipukul,” jelasnya saat ditemui usai rapat paripurna di Gedung DPRD Jepara pada Senin, 26 Juli 2022.
Padahal dalam waktu dekat, Kabupaten Jepara tengah bersiap menyambut Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Tengah. Dalam event tersebut, Kabupaten Jepara ditunjuk sebagai tuan rumah Pra-Porprov yang akan dilaksanakan pada bulan September mendatang.
Sebagai tuan rumah, Kabupaten Jepara dituntut untuk membuka seluruh cabang olahraga (Cabor). Namun, sampai saat ini Kabupaten Jepara masih kesulitan menggaet atlet di beberapa cabor tertentu, salah satunya pada cabor Kick Boxing.
“Cabor Kick Boxing merupakan cabor baru dari sisi atlet memang belum banyak. Jadi kita masih menyaring atlet dari cabor lain untuk bisa kita tarik ke cabor kick boxing dari kick boxing, karate, taekwondo atau cabor seni beladiri lainnya yang kita bina di sasana-sasana kami,” paparnya.
Ia menjelaskan, untuk saat ini jumlah sasana ada 4 dan jumlah atlet yang saat ini aktif ada 10. Padahal kita punya banyak kelas yang harus diisi semua sebagai tuan rumah penyelenggaraan Porprov.
“Oleh karena itu, kami mengharapkan dukungan Pemerintah Daerah (Pemda) dari Pj Bupati bagi kami sebagai cabor baru yang diberi kepercayaan sebagai tuan rumah porprov dan pra porprov Jawa Tengah,” kata Padmono.
Sementara pihaknya saat ini konsentrasi di ajang Pra-Porprov yang akan dilaksanakan pada bulan September di Gedung Wanita sebagai venue dan menjalin komunikasi kepada pihak pengelola hotel untuk menyediakan akomodasi bagi para peserta Pra-Porprov. (Lingkar Network | Muslichul Basid – Koran Lingkar)