PATI, Lingkarjateng.id – Kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Pati meningkat dalam kurun waktu dua bulan terakhir. Sebagian besar penyebab Karhutla tersebut disumbang oleh tindakan pembakaran sampah.
Kepala Satpol PP Kabupaten Pati Sugiono melalui Kepala Seksi (Kasi) Damkar, Wahyu Widiatmoko menyampaikan bahwa belasan kasus Karhutla di Kabupaten Pati disebabkan oleh tindakan pembakaran sampah yang merambah ke lokasi kebakaran.
“Dari ada yang membakar sampah, kemudian merambat ke lahan seperti alang-alang. Kebakaran itu di atas 10 lokasi untuk lahan, dua bulan terakhir,” ujar Sugiono saat dihubungi di Pati, pada Minggu, 3 September 2023.
Dua Lahan di Juwana Pati Terbakar, Diduga Akibat Pembakaran Sampah
Walaupun sudah dilakukan tindakan pencegahan, kata dia, kasus Karhutla di Pati tampaknya sulit dikendalikan. Padahal, berbagai unsur pemerintahan sudah dilibatkan.
“Jadi ‘kan kita sudah mengambil langkah-langkah preventif, kami mengimbau masyarakat melalui surat, kita tujukan kepada camat se-Kabupaten Pati agar diteruskan ke desa. Harapan kami sampai ke RT, sampai ke warga,” jelasnya.
Menurut Sugiono, musim kemarau yang semakin memuncak mengakibatkan berbagai tanaman mengering. Sehingga, menjadi media potensi cepatnya api menjalar.
Kasus Kebakaran di Pati Meningkat 40 Persen, Total Kerugian Tembus Rp 4,9 Miliar
“Karena situasi dan kondisi sekarang adalah juga termasuk panas, kemudian lahan itu rata-rata pada kering sehingga risiko merambat api itu sangat besar,” imbuhnya.
Ia berharap, pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) maupun petugas keamanan di desa ikut berpartisipasi dalam menyosialisasikan bahaya tindakan membakar sampah. Terlebih, di musim kekeringan ini banyak petani yang membakar sisa tanamannya di sawah.
“Kami memang istilahnya menginginkan edukasi bersama, di antaranya dari pihak DLH, kemudian dari rekan-rekan Bintara Pembina Desa (Babinsa), Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) itu memberikan edukasi bahaya akan pembakaran sisa tanaman,” tuturnya.
Harapan tersebut ia sampaikan, karena melihat kasus Karhutla yang terjadi pada akhir-akhir ini disebabkan tindakan pembakaran sampah di dekat kawasan penduduk dan tidak dibarengi dengan pengawasan.
“Selama ini lahan yang kebanyakan akhir-akhir ini pada lahan yang tidak terpakai sekitar permukiman lahan kosong, di antaranya ada yang membakar sampah ada yang disebabkan dari puntung rokok juga. Di antaranya pembakaran sampah, istilahnya bersih-bersih tak terkendali apinya,” ucapnya. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Koran Lingkar)