Kaya Akulturasi Budaya, Begini Uniknya Rumah Adat Joglo Pencu di Kudus

LESTARI: Sejumlah model berpose di depan Rumah Adat Joglo Pencu tepatnya di Dukuh Ngangguk, Desa Kramat, Kecamatan Kota pada Rabu, 6 September 2023. (Ihza Fajar/Lingkarjateng.id)

LESTARI: Sejumlah model berpose di depan Rumah Adat Joglo Pencu tepatnya di Dukuh Ngangguk, Desa Kramat, Kecamatan Kota pada Rabu, 6 September 2023. (Ihza Fajar/Lingkarjateng.id)

KUDUS, Lingkarjateng.id – Sebagai salah satu ikon budaya di Kabupaten Kudus, rumah joglo pencu mempunyai daya tarik tersendiri ketika dijadikan latar kegiatan. Seperti kegiatan fashion show yang digelar di Rumah Adat Kudus Yasa Amrta turut Dukuh Ngangguk, Desa Kramat, Kecamatan Kota pada Rabu, 6 September 2023.

Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari Adrian, menjelaskan, Joglo Pencu merupakan akulturasi budaya yang kaya dan penuh makna serta harus dijaga dan dibanggakan oleh masyarakat untuk melestarikan warisan budaya. 

“Rumah adat Kudus ini dibuat pada masa Kyai Telingsing yang hidup sekitar 400 tahun yang lalu. Rumah adat Kota Kretek ini terbuat dari kayu jati dengan hiasan utama bagian atapnya berbentuk daun tembakau yang disebut Mahkota Pencu. Atap yang mengerucut dan menjulang tinggi ke atas ini menyimbolkan makna vertikal antara ciptaan dan Sang Pencipta,” ujar Renitasari di Kudus baru-baru ini.

Ia mengatakan, Joglo Pencu memiliki gaya arsitektur dengan dominasi ukiran-ukiran yang memiliki makna filosofis tertentu seperti ukiran yang mengingatkan manusia akan kelahiran dan perbedaan kehidupan sebelum dan setelah lahir, sehingga manusia yang sudah lahir dengan selamat ke dunia harus bersyukur kepada Tuhan.

“Selain itu ada ukiran pola naga yang bertapa dan berhadapan yang terdapat di tengah kerai depan yang merupakan bagian dari akulturasi budaya dengan Hindu. Dan juga ada ukiran yang merupakan unsur dari budaya Eropa,” jelasnya.

Ia menyebut, Rumah Adat Joglo Pencu ini diberi nama Yasa Amrta yang berarti “kemuliaan yang abadi”.

Pada Joglo Utama Rumah Adat Yasa Amrta, lanjut dia, dilengkapi juga dengan gudang untuk menyimpan hasil panen di sebelah kanan rumah dan terdapat area ruang makan di sebelah kiri rumah.

“Rumah adat Yasa Amrta juga menghadap ke arah selatan, membelakangi Gunung Muria. Hal ini bermakna meringankan beban kehidupan karena falsafah orang Jawa mengatakan bahwa orang hidup janganlah memangku gunung karena akan memperberat beban kehidupan,” imbuhnya.

Rumah adat joglo pencu sudah masuk sebagai warisan budaya tak benda sejak 2016. Dinamakan joglo pencu karena memiliki atap genteng yang disebut atap pencu. Selain itu, rumah adat Kudus mempunyai karakter khas Jawa Pesisiran, yaitu egaliter, terbuka, dan lugas.

Material rumah joglo pencu terbuat 95 persen dari kayu jati. Meskipun sekilah mirip joglo Jepara tetapi perbedaan yang paling kelihatan adalah bagian pintunya. Joglo Kudus hanya memiliki 1 pintu sedangkan Joglo Jepara memiliki 3 pintu. (Lingkar Network | Ihza Fajar – Koran Lingkar)

Exit mobile version