PATI, Lingkarjateng.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati mengimbau warga untuk waspada bencana banjir, mengingat intensitas curah hujan yang cukup tinggi di Kabupaten Pati pada akhir-akhir ini. Hal ini diungkapkan oleh Kepala BPBD Pati Martinus Budi Prasetya, belum lama ini.
Ia mengimbau kepada warga untuk tidak membuang sampah ke sungai, karena hal ini juga menjadi penyebab terjadinya banjir.
“Naiknya air sungai di Desa Gunungpanti, Kecamatan Winong lalu mengalir ke Dukuh Paras, Kecamatan Gabus membawa banyak sampah, sehingga Dinas Lingkungan Hidup (DLH) harus membersihkan sampah dengan turun ke jalan. Masyarakat seharusnya tidak membuang sampah ke sungai agar aliran sungai tidak tersumbat. Kalau ada banjir pasti disebabkan oleh hujan deras di wilayah hulu,” ujar Martinus.
Ia mengaku tidak bisa memprediksi keadaan cuaca seperti tahun-tahun sebelumnya. Sehingga, untuk mencegah menelan korban jiwa, ia meminta kepada warga Pati untuk selalu siaga dan tidak mendekati bantaran sungai ketika arus sungai naik.
“Memang tidak bisa memprediksi musim-musim seperti dulu. Kalau Oktober-April itu hujan, tapi kenyataannya sampai akhir Juni hujan masih terjadi. Kita tetap waspada banjir bandang. Ketika satu sampai dua jam hujan di daerah atas, masyarakat yang di bawah harus siap siaga, jauhi badan dan bahu sungai karena potensi banjir pasti ada,” tambahnya.
Tak hanya itu saja, masyarakat harus mau bergerak dengan cara menguatkan tanggul sungai yang berfungsi menahan datangnya air bah dari hulu sewaktu-waktu.
Dirinya sangat menyayangkan perilaku masyarakat, khususnya masyarakat di kawasan Pegunungan Kendeng yang mengalihfungsikan lahan hutan menjadi lahan pertanian. Di mana yang seharusnya ditanami tanaman keras, justru malah ditanami jagung.
“Jangan ada upaya melemahkan tanggul, harus kuat dengan tanaman-tanaman yang akarnya kuat. Tapi masyarakat sekarang menanami tanggul dengan pisang dan ketela, yang mana tikus itu doyan. Ketika tikus masuk, pasti tanggul itu akan rapuh dan mudah jebol. Wilayah tanggul harus ditanami tanaman keras,” pungkasnya. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)