SEMARANG, Lingkarjateng.id – Kirab merah putih yang diikuti ratusan masyarakat yang berasal dari beberapa organisasi masyarakat dan lintas agama di Kota Semarang menyemarakkan hari ulang tahun (haul) Habib Thoha bin Yahya yang merupakan ulama sekaligus tokoh kemerdekaan.
Kegiatan kirab diawali dari makam Habib Thoha bin Yahya yang dilepas oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono sekitar pukul 8 pagi. Peserta kirab dari berbagai elemen masyarakat di Ibu Kota Jawa Tengah tersebut membentangkan Bendera Merah Putih raksasa yang panjangnya sekitar 300 meter.
Tokoh lintas agama yang mengikuti kirab merah putih yakni, KH. Hanief Ismail (Rois Syuriah PCNU Kota Semarang), KH. Taslim Syahlan (Ketua FKUB Provinsi Jawa Tengah), Rm. Aloysius Budi Purnomo, Pr (Ketua KKPKC-Kevikepan Semarang), Bhikku Cattamano, Mahathera (Pimpinan Vihara Tanah Putih) dan Ws. Andi Gunawan (Wakil Ketua Matakin Provinsi Jawa Tengah)
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, kirab merah putih diselenggarakan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT dan untuk menanamkan jiwa nasionalisme kepada masyarakat serta untuk menghormati perbedaan kepercayaan pada agama.
Kabupaten Semarang Jadi Pelopor Program ZChicken Baznas di Jateng
“Dan kita mengakui bahwa perbedaan merupakan rahmat dari Tuhan yang maha esa sebagai kekuatan untuk bangsa Indonesia,” ungkapnya.
Dirinya menyebut, sebelumnya ide kirab merah putih ini dari Habib Lutfi untuk menyatukan umat beragama yang selama ini berbeda pendapat. Begitu pun dikarenakan pandemi Covid-19 yang sempat terhenti selama 2 tahun terakhir, akhirnya dirinya pun bersyukur kegiatan kirab merah putih berlangsung hikmat di halaman gedung Balaikota Semarang saat ini.
“Luar biasa penggagas kirab merah putih yaitu Habib Luthfi bin Yahya, dalam setiap kitab merah putih tidak hanya menunjukkan hanya satu agama, tetapi yang lain dilibatkan,” ujar Hendi, sapaan akrabnya.
Menurutnya, Habib Thoha bin Yahya merupakan tokoh agama sekaligus pejuang tanah air pada zaman penjajah. Selain memerangi penjajah kata Hendi, juga menyampaikan syiar agama Islam yang harmonis.
1.367 Anak di Semarang Derita Stunting, Hendrar Prihadi Ungkap Penyebabnya
Lebih lanjut dirinya pun bersyukur, di Kota Semarang dalam sejarah pernah dilewati dan ditinggali oleh tokoh-tokoh yang luar biasa.
“Ditinggali oleh tokoh-tokoh yang luar biasa seperti Habib Thoha. InsyaAllah membawa berkah dan keselamatan untuk masyarakat Kota Semarang,” ucapnya.
Hendi menyebut, dengan adanya kitab merah putih sekaligus Haul Habib Hasan bin Thoha yang dihadiri oleh beberapa tokoh lintas agama menandakan bahwa di Semarang mempunyai kehidupan yang harmonis. Pasalnya perbedaan menurut Hendi merupakan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa.
“Perbedaan merupakan suatu kekuatan yang besar untuk bangsa ini,” ucapnya. (Lingkar Network | Adimungkas – Koran Lingkar)