GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Grobogan menggelar acara “Rembuk Stunting dan Pengukuhan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Kabupaten dan Kecamatan” yang bertempat di Gedung Riptaloka pada Rabu (22/06).
Dalam kesempatan tersebut dihadiri pula Bupati Grobogan Sri Sumarni, Wakil Bupati Grobogan Bambang Pujiyanto, Sekda Sumarsono, Kepala Bappeda Anang Armunanto, Kepala DP3AKB Grobogan Indartiningsih para OPD terkait serta diikuti para camat secara virtual.
Wakil Bupati Grobogan, Bambang Pujiyanto menyampaikan, berdasarkan data pada tahun 2021, jumlah angka stunting di Kabupaten Grobogan merupakan yang paling rendah se-Jawa Tengah. Oleh karena itu, Grobogan saat ini ibarat menjadi trending topic dalam penanganan stunting.
“Alhamdulillah, berdasarkan SSGI 2021, kita terendah se-Jawa Tengah, yaitu 9,6 persen. Hanya terdapat satu Kabupaten se-Jawa Tengah dan hanya ada 2 dari 246 kabupaten/kota di 12 provinsi prioritas yang prevalensinya di bawah 10 persen yaitu Kabupaten Grobogan dan Kota Mojokerto. Maka dari itu, Kabupaten Grobogan sedang menjadi trending topic sebagai daerah dengan penurunan prevalensi stunting sangat signifikan, sehingga jadi lokasi best practice dari berbagai daerah di Indonesia,” ujarnya, Rabu (22/06).
Dengan adanya prestasi tersebut, Wabup berharap, agar para pihak terkait terus mempertahankan Kabupaten Grobogan agar angka stunting tetap paling rendah se-Jawa Tengah.
“Saya minta kepada Kepala Dinas Kesehatan dan jajarannya (utamanya para Kepala Puskesmas dan petugas gizinya), harus mengupayakan cakupan entri e-PPGBM minimal harus bisa 80 persen, sesuai rekomendasi Kemenkes,” jelasnya.
Menurutnya, untuk mendukung data e-PPGBM ini, pihaknya sudah berupaya dengan mengembangkan inovasi Aplikasi Terintegrasi Penanganan Stunting (Atasi Stunting). Aplikasi ini telah terintegrasi dengan NIK dan dapat diakses tidak hanya oleh Tenaga Gizi, namun termasuk juga desa.
Pelaku Pembuangan Bayi di Warung Dusun Ngrandon Grobogan Belum Ditemukan
Sementara menurutnya, untuk menurunkan prevalensi stunting, maka diperlukan peningkatan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga, menjamin pemenuhan asupan gizi, memperbaiki pola asuh, meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan dan meningkatkan akses air minum dan sanitasi. Sedangkan dalam peningkatan kualitas tersebut, kelompok sasarannya meliputi remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 0-59 bulan.
Dalam kesempatan yang sama pula, Bupati Grobogan, Sri Sumarni turut mengapresiasi kerja keras dari semua pihak, sehingga Kabupaten Grobogan menjadi urutan terendah angka stunting di Jawa Tengah.
“Alhamdulillah tahun 2021 telah mencapai prestasi sebagai kabupaten dengan angka stunting terendah se-Jawa Tengah. Bahkan merupakan satu dari dua kabupaten di Indonesia yang angka stuntingnya kurang dari 10 persen,” ujarnya. (Lingkar Network | Muhamad Ansori – Koran Lingkar)