PATI, Lingkarjateng.id – Banyak petani di Kabupaten Pati masih mengeluhkan soal sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi. Bahkan Penjabat (Pj) Bupati Pati Henggar Budi Anggoro tidak menampik persoalan yang sudah lama ini.
Tak hanya permasalahan pupuk, Pj Bupati Pati Henggar juga menyebut ada sejumlah persoalan lain yang masih menjadi pekerjaan rumah di sektor pertanian.
“Kita sekarang sedang berada di tengah berbagai permasalahan kelangkaan pupuk bersubsidi, konversi lahan pertanian untuk hunian dan permukiman, serta risiko gagal panen karena bencana alam yang mungkin terjadi,” ujarnya belum lama ini.
Kendati demikian, pihaknya mengajak Dinas Pertanian untuk terus mendorong peningkatan bidang pertanian. Pj Bupati Pati Henggar mengatakan bahwa penggunaan pupuk organik dirasa bisa membantu mengatasi kelangkaan pupuk. Misalnya dengan memanfaatkan kotoran hewan ternak dan sampah organik.
Demi mengurai permasalahan tersebut, ia pun mengajak petani untuk mengembangkan dan meningkatkan penggunaan pupuk organik.
“Kita akan mulai meningkatkan penggunaan pupuk organik dengan memanfaatkan kotoran hewan dan sampah organik. Hal itu tentu untuk upaya menekan biaya produksi, dengan budidaya tanaman yang efektif dan efisien,” tuturnya.
Menanggapi kondisi tersebut, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kabupaten Pati Niken Tri Meiningrum menyatakan bahwa pihak Dispertan sudah menyampaikan kepada distributor agar stok pupuk selalu tersedia.
Ia menuturkan berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) sudah menjelaskan bahwa ketersediaan pupuk harus tetap terjaga di Kios Pengecer Lengkap (KPL).
“Kami sudah sampaikan ke distributor, jangan sampai tidak ada pupuk. Kami selalu menekankan seperti itu. Jadi tidak ada alasan lagi mereka untuk tidak ada stok. Karena di Permendagnya jelas, harus ada stok di KPL,” tegas Niken.
Di sisi lain, petani asal Desa Klecoregonang, Kecamatan Winong, Kabupaten Pati Eko menyatakan bahwa stok pupuk subsidi di wilayahnya sangat sulit dan selalu kosong apabila petani sedang membutuhkan. Saking kesalnya, ia pun mengusulkan agar pupuk subsidi ditiadakan daripada dipersulit.
“Mending tidak usah disubsidi, yang penting ketika dibutuhkan pupuknya ada,” ungkap Eko dengan nada kesal. (Lingkar Network | Khairul Mishbah, Setyo Nugroho – Lingkarjateng.id)