KENDAL, Lingkarjateng.id – Sebanyak 48 Mahasiswa Program Studi Akuakultur Departemen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang melakukan kunjungan ke kawasan budidaya lele Heru Farm yang berada di Desa Gondang, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Selasa 28 November 2023.
Kunjungan mahasiswa Undip Praktikum Lapangan Budidaya Lele Intensif di Kendal tersebut didampingi tiga Dosen Pendamping. Salah satu Dosen Pendamping, Prof Sarjito menyebutkan, kunjungan tersebut untuk memberikan bekal kepada mahasiswa yang mengambil mata kuliah Akuakultur agar mengetahui proses budidaya lele secara langsung dan tidak hanya teori saja.
“Kuliah lapangan merupakan pengalaman belajar penting bagi mahasiswa yang dapat untuk mengeksplorasi materi secara utuh dan otentik. Kuliah Lapangan memberikan banyak kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan banyak pengetahuan,” ujar Sarjito.
Makin Naik Kelas, Budidaya Lele di Kendal Menjelma Jadi Industri Rakyat
Narasumber praktikum lapangan, Heru menjelaskan, seiring dengan meningkatnya permintaan lele konsumsi oleh masyarakat, maka usaha budidaya lele terus tumbuh dan berkembang. Dan masyarakat juga semakin gemar makan ikan dan cerdas dalam memilih makanan sehat terutama ikan. Sehingga secara otomatis ikan lele-pun ikut terdongkrak.
Menurutnya, dengan penduduk Indonesia yang lebih dari 250 juta jiwa, dan dikaitkan dengan naiknya ‘demand’ maka memberikan peluang bagi pelaku bisnis ikan lele.
“Masyarakat membutuhkan lele yang dipelihara dengan tata kelola budidaya yang benar, dan diberikan pakan yang baik dan tepat sehingga ikan yang dihasilkan lebih sehat dan hasil olahannya lebih lezat rasanya,” terang Heru.
Unik, Warga Bendosari Kendal Semarakkan HUT ke-78 RI dengan Lomba Mancing Lele
Ditambahkan, untuk membudidayakan lele tidak memerlukan biaya mahal. Selain itu juga tidak memerlukan waktu lama maupun area yang luas.
“Di lahan yang terbatas bisa untuk budidaya lele. Dengan menggunakan kolam yang beralaskan plastik terpal atau HDPE/LDPE. Sumber air juga tidak terlalu sulit, bisa menggunakan air sumur atau air dari PDAM,” imbuhnya.
Heru juga memaparkan, ada dua teknologi budidaya lele yang saat ini berkembang di masyarakat. Yakni dengan cara alami (natural water system), dan teknologi bioflok, atau dengan sentuhan probiotik agar kualitas air dapat terjaga dengan baik.
Terpisah, Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kendal, Joko Suprayoga menyambut baik minat mahasiswa Undip untuk praktikum lapangan di Kendal. Dirinya menyebutkan, ada tiga strategi utama yang harus dijalankan oleh para pembudidaya lele di Kendal agar produksi lele bisa digenjot.
“Strategi pertama, adalah mengembangkan skala usaha budidaya menjadi sebuah industri yang berbasis teknologi berkelanjutan. Strategi tersebut, harus didorong secara holistik melalui pengembangan perbenihan, sistem produksi pembesaran, pengembangan input produksi lebih efisien, pakan mandiri, dan pengolahan ikan,” terang Joko Suprayoga.
Lebih lanjut disampaikan, strategi berikutnya yang harus dijalankan oleh para pembudidaya adalah peningkatan daya saing produk. Menurutnya strategi tersebut wajib diterapkan, karena produk lele di masa mendatang akan berorientasi pada pasar di luar Kabupaten Kendal yang tentunya menuntut peningkatan daya saing produk.
Dengan pertimbangan tersebut, Joko menilai, penerapan standarisasi teknologi dan sertifikasi cara budidaya ikan yang baik (CBIB) akan terus didorong dilaksanakan di tingkat pembudidaya.
“Jika itu terjadi, maka citra ikan lele di mata konsumen akan semakin meningkat lagi. Strategi penting lainnya adalah mendorong terciptanya efisiensi produk, terutama untuk menciptakan bagaimana proses produksi bisa lebih efisien dan simpel dengan tetap mengutamakan kualitas mutu dari setiap produk,” pungkasnya. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Koran Lingkar)