KUDUS, Lingkarjateng.id – Guna membantu meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus memfasilitasi produk-produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk bisa dijual di minimarket.
Melalui kerjasama Dinas Tenaga Kerja Perindustrian Koperasi dan UMKM (Disnakerperinkop dan UMKM) Kabupaten Kudus dengan Indomaret, kini produk UMKM lokal Kudus bisa masuk di semua Indomaret yang ada di Kabupaten Kudus.
Produk UMKM yang diperbolehkan masuk ke minimarket, tentunya harus melalui proses seleksi secara bertahap. Kerjasama kemitraan yang dibangun ini disambut baik oleh Bupati Hartopo dalam acara pembukaan Pelatihan UMKM Kewirausahaan Mandiri di Pendopo Kabupaten Kudus.
“Saya sangat mengapresiasi kemitraan ini karena berkaitan dengan upaya meningkatkan kualitas UMKM Kudus. Ini bisa menjadi pilot project bagi minimarket lain,” kata Bupati Hartopo dalam sambutannya, Kamis 28 Juli 2022.
Dengan adanya produk lokal yang masuk ke ritel dan toko-toko minimarket, dapat mengangkat perekonomian masyarakat lokal. Oleh karenanya, Bupati Hartopo mengimbau untuk para pelaku UMKM agar menjaga dan meningkatkan kualitas produknya.
“Ini yang harus menjadi prioritas teman-teman UMKM, dalam memproduksi harus mengutamakan kualitas. Artinya ketika bahan pokok naik jangan dikurangi kualitas nya, lebih baik dinaikkan harganya atau dikurangi volumenya,” sambungnya.
Bupati Hartopo pun berharap, dengan adanya kemitraan dapat meningkatkan kualitas UMKM lokal di Kudus menjadi lebih baik lagi. Dengan pengembangan SDM, pelayanan, kualitas, hingga kreasi, dan inovasi.
“Kita dorong pelaku UMKM untuk ramah kepada investor, menjaga kualitas produknya. Oleh karena itu, kesempatan pelatihan ini jangan sampai di sia-siakan, harus diikuti secara sungguh-sungguh,” pesannya.
Sementara itu, Grand manajer Indomaret Cabang Semarang Royanto Budi membeberkan, tujuannya menjalin kemitraan saat ini adalah untuk menjaga serta meningkatkan perekonomian UMKM kabupaten setempat sekaligus menumbuhkan kemitraan terhadap UMKM lokal.
“Artinya jika produk lokal bisa masuk toko kami, maka perekonomian masyarakat juga akan ikut tumbuh,” ujarnya.
Lebih lanjut, Budi menjelaskan, dari 75 mitra pelaku usaha yang diberi pelatihan ini, akan ada tahap seleksi sebelum produknya layak untuk masuk dalam outlet. Pelatihan yang diberikan meliputi edukasi terkait perizinan, cara menggoreng, cara mengemas, edukasi terkait kualitas rasa, gramasi, hingga takarannya.
“Bagaimana produk UMKM yang masuk bisa menarik konsumen, lebih disukai karena tampilan sederhana. Setelah itu, baru kita pilih mana yang bisa masuk outlet. Harapan kami dengan kemitraan ini supaya pelaku UMKM lokal juga bisa tumbuh dan naik kelas,” harapnya. (Lingkar Network | Hasyim Asnawi – Koran Lingkar)