SEMARANG, Lingkarjateng.id – Dampak dari terjadinya banjir bandang disertai longsor yang terjadi di Desa Tajuk dan Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang pada Jumat, 24 November 2023 sekitar pukul 15.00 WIB, membuat akses jalan yang menghubungkan dua dusun di wilayah tersebut terputus.
Jalan tersebut tepatnya berada di Dusun Ngaduman dan Dusun Gedong Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Akibatnya warga harus memutar arah sepanjang 1-3 kilometer untuk ke Kantor Kecamatan atau sekolah.
Hasil dari pantauan Lingkar di lokasi kejadian pada Sabtu, 25 November 2023 terlihat jalan yang berada di antara tebing bebukitan dan sungai yang ada di lereng Gunung Merbabu itu hancur dan dipenuhi banyak material bebatuan, kayu, abu, dan tanah yang memenuhi jalan.
Jalan yang memiliki panjang kurang lebih 300 meter itu terputus karena banyaknya bebatuan dengan ukuran besar yang menghancurkan badan jalan.
Akibatnya, untuk sementara waktu akses jalan pun ditutup dan tidak bisa dilewati oleh kendaraan baik roda dua ataupun roda empat.
Kabarnya jalan tersebut merupakan akses tercepat untuk menuju ke kantor Kecamatan Getasan dan menuju sekolah-sekolah di Dusun Ngaduman.
“Jalan ini jalan akses paling cepat jika warga di Dusun Gedong ingin ke kantor Kecamatan Getasan mbak. Ditambah lagi anak-anak di Dusun Gedong ini banyak yang sekolahnya berada di Dusun Ngaduman. Jadi jalan ini sering dilewati anak-anak yang akan bersekolah,” ungkap Kepala Dusun (Kadus) Gedong, Stefanus Teguh.
Dengan kondisi seperti itu, lanjut Stefanus, warga di Dusun Gedong harus mencari jalan alternatif dan harus memutar dengan jarak yang lebih jauh yaitu 1-3 kilometer, untuk menuju ke Dusun Ngaduman dan kantor Kecamatan.
“Warga akhirnya cari jalan alternatif memutar lebih jauh jaraknya, supaya bisa ke Dusun Ngaduman dan kantor Kecamatan Getasan. Jaraknya bisa sampai 3 kilometer, sedangkan ke sekolah anak-anak bisa sampai 1 kilometer. Tapi untuk sekolah saat ini memang sekolah anak-anak diliburkan dulu sementara waktu, dengan adanya bencana ini,” jelasnya.
Sebenarnya, kata dia, jalan dari Dusun Gedong menuju Dusun Ngaduman di Desa Tajuk tidak hanya melewati akses jalan ini saja. Namun masih ada jalan lain, hanya saja warga memilih akses tercepat meski jalan curam.
“Di tahun 2010 silam itu warga di Dusun Gedong pernah buat jalan alternatif, yakni dengan melewati Dusun Cengklok yang masih masuk wilayah Desa Tajuk ini, tapi warga akhirnya pilih jalan ini yang lebih dekat meskipun kondisi jalannya banyak tanjakan dan turunan yang curam,” kata Stefanus.
Untuk kondisi di hari kedua pasca terjadinya banjir bandang dan longsor, tiga wilayah dusun yang ada di dua desa Kecamatan Getasan itu, masih pada kondisi tingkat kerawanan yang tinggi.
Hal itu disebabkan curah hujan yang terjadi di Gunung Merbabu cukup deras, utamanya di puncak gunung, sehingga beberapa lahan yang gundul akibat kebakaran hutan belum lama ini, tak dapat menahan laju air yang deras.
Hingga petang tadi, proses pembersihan material sisa banjir dan longsor masih berlangsung dan dilakukan secara manual, karena akses jalan yang tidak memungkinkan untuk alat berat.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang, Alexander Gunawan Tribiantoro mengatakan, dampak dari banjir bandang dan longsor itu berimbas di beberapa titik.
“Yakni di Dusun Gedong, Dusun Ngaduman, dan Dusun Pulihan yang ada di Desa Tajuk. Lalu ada Dusun Batur Kidul di Desa Batur, dan juga jalan penghubung antara Dusun Ngaduman dan Dusun Gedong. Titik-titik yang kena imbas itu sudah dikondisikan oleh relawan dari BPBD dan relawan gabungan yang ada di Kabupaten Semarang serta warga sekitar,” jelas Alex yang juga menyebutkan BPBD bersinergi dengan Dinas Poldam Kabupaten Semarang itu.
Lebih lanjut, Alex menyampaikan bahwa saat ini yang masih perlu dilakukan penanganan yakni ada di jalan Dusun Ngaduman dan Dusun Gedong Desa Tajuk.
“Untuk akses penghubung jalan Dusun Ngaduman dan Gedong, kami masih melaksanakan assesmen untuk mengetahui kondisi lebih rincinya. Apakah perlu ada alat berat atau kita cari alternatif lain untuk penanganannya,” paparnya.
Alex juga melanjutkan, bahwa karena derasnya arus banjir bandang yang terjadi itu, membuat ruas jalan tersebut tergerus baik pada bagian bawah dan atasnya.
“Sehingga jika dilewati kendaraan masih terlalu berbahaya, ditambah lagi dengan cuaca yang saat ini sering turun hujan. Jadi kami pun juga meminta relawan untuk selalu waspada. Jika hujan kami berhenti dulu penanganannya. Kalau sudah reda kita mulai lagi, karena memang banyak material dan kita antisipasi supaya tidak ada efek lain karena adanya timbunan material ini,” sebutnya.
Kejadian tersebut tidak menimbulkan korban jiwa atau kerusakan parah pada rumah warga.
“Hanya akses jalan yang terputus serta beberapa material yang masih menutupi ruas jalan. Untuk itu kami mengimbau kepada warga agar selalu waspada dan hindari tempat-tempat yang rawan. Kita juga akan berkoordinasi dengan taman nasional untuk segera melakukan penanganan,” sebut Alex.
Sedangkan, Kepala Dinas Satpol PP dan Damkar (Poldam) Kabupaten Semarang, Anang Sukoco menuturkan bahwa, Poldam Kabupaten Semarang bersinergi dengan BPBD dengan menurunkan dua mobil damkar untuk membersihkan material banjir bandang dan longsor serta proses evakuasi dan pendataan warga terdampak.
“Kami turunkan dua mobil damkar, kami bersinergi untuk penanganan proses pembersihan lokasi yang terdampak dari banjir bandang dan longsor ini. Kami juga menerjunkan tim damkar untuk membantu para relawan gabungan dan BPBD disini,” pungkasnya. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Koran Lingkar)