BATANG, Lingkarjateng.id – Masih dalam proses pembangunan, sebuah gedung SMA Negeri 1 Bawang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah mendadak ambruk hingga rata dengan tanah. Selain faktor alam, lantaran kerap diguyur hujan dan angin, kualitas material bangunan menjadi pemicu terjadi gagal konstruksi.
Proses konstruksi gedung yang rencananya untuk dua kelas yang sedang dibangun tersebut, bagian dinding tembok serta tiang cor dan atap hancur tak bisa digunakan lagi. Atap kayu patah dan genteng berserakan, besi juga tak kuat menyangga bangunan tersebut.
Ambruknya bangunan yang tengah proses konstruksi tersebut, tidak begitu mengganggu kegiatan belajar mengajar karena kelas lain masih dalam keadaan aman.
Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Keluhkan Jalan Rusak Parah di Kayen Pati
Kepala SMAN 1 Bawang, Sugito menyebutkan, pembangunan gedung tersebut rencananya untuk persiapan ruang pertemuan. Pihaknya telah melaporkan kejadian tersebut dan akan segera memperbaiki. Beruntung saat kejadian tidak ada kegiatan belajar mengajar dan pekerja bangunan juga belum datang sehingga tak ada korban terluka atau korban jiwa.
“Karena faktor cuaca, akhir-akhir ini anginnya agak kencang. Kami akan berusaha untuk memperbaiki dan membangun lagi. Sudah sepakat dengan komite dan pekerja juga, kira-kira membutuhkan biaya Rp 100 juta. Alhamdulillah, masyarakat membantu membersihkan puing-puing,” ujar Sugito.
Ambruknya gedung tersebut menjadi keprihatinan semua pihak, termasuk anggota DPRD Jawa Tengah, Ahmad Ridwan yang langsung meninjau ke lokasi. Wakil rakyat dari Komisi E Bidang Pendidikan dari fraksi PDI-P ini mengaku prihatin dan berharap sekolah segera dibangun lagi.
“Ada cuaca buruk. Tadi pagi ditemukan atapnya roboh, jangan sampai ini terjadi lagi. Kalau ada cuaca buruk harus segera diantisipasi. Kebetulan hari ini pekerja libur. Saya perintah kepada Pak Kepala Sekolah dan komite untuk segera dibersihkan agar anak-anak nanti nyaman dalam belajar,” terangnya.
Pekerja dibantu warga sekitar saat ini sudah membersihkan lokasi kejadian agar tidak membahayakan siswa karena mulai pembelajaran tatap muka. Sementara dari pihak kepolisian setempat belum bisa dimintai konfirmasi atas insiden tersebut. (Lingkar Network | Achmad Refaldy Krisna – Lingkar TV)