REMBANG, Lingkarjateng.id – Aktivitas penambang batu kapur milik pabrik semen di Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang dikeluhkan warga setempat. Pasalnya, lokasi pabrik yang hanya berjarak 3 kilometer dari pemukiman itu mengakibatkan pencemaran lahan pertanian dan berdampak buruk bagi kesehatan warga.
Diketahui aktivitas blasting atau penambang batu kapur sudah berlangsung sekitar 5 tahun yang lalu. Setiap harinya, lahan pertanian warga harus terkena efek dari ledakan di lokasi tambang batu kapur yang menimbulkan debu pekat dan percikan batu kerikil. Hal ini pun menyebabkan tanaman padi warga rusak dan membuat kualitas panen menjadi menurun.
Selain itu, sejumlah truk pengangkut batu yang melewati pemukiman juga menyebabkan debu bertebaran di sekitar rumah warga.
Abdullah, Warga Desa Tegaldowo mengaku sudah beberapa kali menyampaikan permasalahan tersebut kepada pihak penambang batu. Namun sampai saat ini pihak penambang batu tidak memberikan respon.
Dirinya berharap aktivitas tambang di pabrik semen tersebut segera dihentikan.
“Mobil setiap hari itu lewat sini (rumah warga/red). Harapan warga penambangan selesai, kerusakan dicukupkan sampai sini,” ungkapnya.
Senada, Joko Priyanto, Petani Desa Tegaldowo mengeluhkan kondisi lahan pertaniannya yang terkena imbas dari aktivitas tambang tersebut.
“Yang jelas debu itu sangat menganggu tanaman apa lagi yang di sebelah sana (dekat lokasi penambangan/red). Tanaman tidakm bisa maksimal untuk tumbuh karena dia butuh fotosintesis, ketika daunnya ketutup debu kan tidak bisa maksimal,” keluhnya.
Ia pun menyayangkan pemilik tambang yang hanya memikirkan keuntungan sendiri tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan.
“(Meskipun/red) warga sudah terbiasa, jadinya ya kayak gak ada apa-apa, tapi faktanya efek debu ini sangat luar biasa,” ujarnya.
Sementara itu, untuk meminimalisir debu akibat penambangan, warga setiap harinya hanya bisa menyiram air ke jalan. (Lingkar Network | Vicky Rio – Lingkar TV)