PATI, Lingkarjateng.id – Keberadaan Pasar Pragolo yang digadang-gadang sebagai sentral produk unggulan khas Kabupaten Pati yang representatif, ternyata mengalami hantaman keras di masa pandemi. Saking sepinya pengunjung, banyak pedagang di sana yang memilih untuk menutup lapak jualannya dari pasar tersebut.
Berdasarkan pantauan Lingkarjateng.id di lokasi pada Rabu (19/1), kondisi sekitar Pasar Pragolo Pati memang sangat sepi pengunjung. Beberapa lapak juga tutup dan berhenti beroperasi.
Menurut Asih, salah satu pedagang warung makan yang masih bertahan di sana, omset pedagang di Pasar Pragolo tak mengalami peningkatan sama sekali. Apalagi semenjak ada penyekatan di masa pandemi.
Capaian Retribusi Pasar di Pati Belum Penuhi Target 2021
“Sepi sekali, Mbak. Apalagi masih diberlakukan PPKM dengan tingkatan level. Ditambah sekarang munculnya varian Omicron,” keluhnya.
Keuntungan yang relatif rendah juga diungkapkan oleh Vivit, penjual kerajinan khas Pati di pasar tersebut.
“Untuk penghasilan tidak menentu, Mbak. Banyak juga pedagang yang memilih tutup karena tidak ada pengunjung,” jelasnya.
Terkendala Izin, Ndarboy Genk Batal Manggung di Pati
Untuk pemasukan, biasanya para pedagang mengandalkan pengunjung bioskop yang ada di lantai 2 Pasar Pragolo Pati. Itu pun tidak sepenuhnya dapat diandalkan, melainkan tergantung judul film yang diputar.
Saat ditanyakan tentang upaya Pemkab Pati dalam hal ini Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Pati untuk mendongkrak branding produk unggulan yang dipasarkan di Pasar Pragolo Pati, pedagang mengaku belum ada tindak lanjut apa pun.
“Belum ada pemberitahuan lebih lanjut untuk branding produk. Saat ini (Pasar Pragolo) sepi sekali dan jarang ada pengunjung kemari,” ungkap Vivit. (Lingkar Network | Ayu Lestari – Lingkarjateng.id)