KARANGANYAR , Lingkarjateng.id – RSUD Karanganyar menuai kritikan tajam dari masyarakat, karena lamban memberi pelayanan medis kepada pasien. Pihak rumah sakit juga mengakui adanya keterlambatan pemberian pelayanan tersebut. Demikian juga dengan Dinas Kesehatan Karanganyar.
Peserta Forum Konsultasi Publik RSUD Karanganyar pada Rabu (8/12), Bahtiar menyampaikan, keterlambatan pelayanan di RSUD Karanganyar telah menjadi image di masyarakat dan hal tersebut berlangsung sudah cukup lama. Di sisi lain, dikatakan Bahtiar, pihak rumah sakit tidak berani menyentil teman sejawat terutama mengenai waktu pemberian pelayanan.
“Buka jam 8 di loket, tapi datangnya (dokter) jam 10. Ini kita mengelola orang sakit, perlu kita sadari orang yang menunggu itu orang yang tidak nyaman. Menunggu setengah jam saja dia akan problem. Tolong diperhatikan yang datang di situ sedang tidak nyaman kondisi dan sebagainya,” kata Bahtiar.
Piutang Layanan Covid-19 di RSUD Karanganyar Capai Rp 60 Miliar
Sementara, Direktur RSUD Karanganyar, Iwan Setiawan Adji mengakui hal tersebut. Rumah sakit yang ia pimpin memang banyak memperoleh keluhan dari masyarakat. Diakui Iwan, baru sehari ia memimpin, sudah memperoleh komplain dari masyarakat.
“Untuk Pak Bahtiar, pertama-tama, saya mohon maaf kalau menemukan pelayanan yang kurang baik dan tidak sesuai harapan. Dan mohon maaf Bapak sendiri ragu kalau ingin menggunakan layanan rumah sakit kami. Sebenarnya, Pak, saya pun ragu. Saya pernah, Ibu Mertua saya dirawat di RSUD karanganyar, saya nangis, Pak. Dan saya tidak tahu dari awal saya di RSUD didatangi oleh mereka-mereka yang menunjukkan bahwa RSUD memang belum baik,” kata Dokter Spesialis THT tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Karanganyar, Purwati menyampaikan, keluhan-keluhan terhadap pelayanan RSUD Karanganyar sudah disampaikan ke Bupati Karanganyar.
“Sudah disampaikan Pak Bupati saat acara bersama di Jogja, ‘kowe ojo tok nglerwake rumah sakit ku’ itu kata beliau. Kami ditugasi menjembatani komitmen dengan rekan-rekan medis. Terkait dengan pelayanan ini jangan pernah lelah berbuat baik. Kalau kita on time memberi layanan kepada masyarakat itu akan menyenangkan. Yang datang wong susah kabeh dan kita harus memberi pertolongan. Wis loro, tekane telat, doktere galak, atau perawate galak. Nah ini yang justru akan menambah sakit mereka,” kata Purwati. (Lingkar Network | Koran Lingkar Jateng)