SEMARANG, Lingkarjateng.id – Varian virus Corona B.1.1.529 atau Omicron telah terdeteksi di sejumlah daerah di Jawa Tengah. Meski tingkat keparahan virus ini lebih rendah dibandingkan varian Delta, namun penyebaran varian Omicron ini disebut sangat cepat.
Hal ini diungkapkan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Tengah, Djoko Handoyo, Minggu (23/1) melalui sambungan telepon. Dia mengatakan, karena penyebaran varian baru virus corona Omicron ini sangat cepat, kasus kematian akibat virus tersebut lebih rendah dibanding varian lainnya.
“Penyebarannya lebih cepat daripada yang lainnya. Di Jakarta misalnya, angka pertambahannya cukup banyak dengan waktu yang tidak terlalu lama,” kata Handoyo.
Meski penularan Omicron sangat cepat, jelas Handoyo, gejala utama varian ini justru lebih ringan. Seperti halnya mirip dengan orang yang terserang virus flu seperti biasanya. Kendati demikian, IDI Jateng mengingatkan kepada masyarakat agar tidak meremehkan walaupun awalnya gejalanya ringan.
Waspada, 9 Orang di Jateng Terdeteksi Omicron
“Ini karakteristiknya mirip-mirip dengan orang sakit flu, bahkan ada yang seperti orang tanpa gejala. Tapi masyarakat jangan terlalu memandang remeh, juga jangan menganggap berlebihan,” jelas dia.
Sementara itu, Handoyo mengaku telah mempelajari karakteristik dari Omicron. Apalagi, dokter yang ada di Jawa Tengah sudah memiliki antisipasi penularan dari varian baru itu.
“Kami sudah mempelajari ternyata penanganan, diagnosanya, pengobatan juga termasuk preventif masih sama dengan varian lainnya,” ujarnya.
Kasus Omicron Pertama di Indonesia harus Diwaspadai
Pihaknya menyatakan, telah menyiapkan sejumlah skema untuk mengatasi penyebaran varian Omicron di Jawa Tengah. Di antaranya mempersiapkan seluruh rekan di setiap puskesmas dan Rumah Sakit untuk dapat memberikan pelayanan terbaik.
Lebih lanjut, selain memberikan edukasi kepada masyarakat terkait protokol kesehatan (prokes), pihaknya menekankan pentingnya layanan kesehatan untuk menyiapkan sarana ruang isolasi mandiri, termasuk perawatan di puskesmas dan rumah sakit. Untuk itu, IDI Jawa Tengah sedang berkoordinasi dengan pihak-pihak berwenang.
Waspada Omicron, Kemenag Jateng Hentikan Sementara Penerbangan Umrah
“Yang dilakukan isolasi mandiri, baru kemudian bila tidak sanggup ada perawatan di rumah sakit, semoga tidak terjadi,” harapnya.
Sedangkan menyoal ketentuan tes Covid-19 dengan PCR dinyatakan positif, Handoyo bersama IDI Jateng mengikuti kebijakan dari Dinas Kesehatan setempat soal uji tes Whole Genome Sequencing (WGS).
“Saya akan mengikuti kebijakan dari Dinas Kesehatan setempat untuk membutuhkan cara mengetahui tepat penyebab varian yang mana,” terang dia. Meski demikian, Handoyo menyinggung soal alat WGS yaitu alatnya yang belum banyak hingga hasilnya pun terlalu lama yang dibutuhkan untuk mendeteksi virus corona varian Omicron. Namun, Handoyo menyebut utamanya yang dilakukan penerapan protokol kesehatan secara ketat. (Lingkar Network | Adhik Kurniawan – Koran Lingkar)