SEMARANG, Lingkarjateng.id – Meski perayaan hari raya umat Konghucu atau Imlek tahun 2022 masih sepekan lagi, Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata (Kopi Semawis) telah memastikan acara Pasar Imlek Semawis ditiadakan. Namun, pihaknya bakal menggelar acara pengganti.
Ketua Kopi Semawis, Harjanto Halim mengatakan, ditiadakanya Pasar Imlek Semawis ini menjadi salah satu upaya untuk mencegah adanya kerumunan di masa pandemi Covid-19. Meski demikian, untuk tetap bisa memperingati hari raya Imlek, pihaknya tetap akan mengadakan beberapa upacara ibadah yang lain.
“Meskipun tidak (diadakan) besar-besaran tapi kami akan ada peletakan patung shio dan peresmian lampion di Pecinan Semarang,” kata Halim, Senin (24/1).
Jelang Imlek, Grup Barongsai di Semarang Kebanjiran Order
Sementara untuk peletakan patung shio, jelas Halim, rencananya akan dilakukan di Gang Gambiran Pecinan Kota Semarang pada 30 Januari 2022 mendatang. Namun, pihaknya menekankan jika acara tersebut biasanya tidak ada seremonial meriah dan berbeda dengan tahun ini.
“Karena pandemi, supaya ada penanda bahwa meskipun tak ada Pasar Imlek, tetapi perayaan Imlek serta semangatnya tetap terjaga,” jelas Halim.
Lebih lanjut, untuk kelancaran acara tersebut, Kopi Semawis juga mengadakan ritual ketuk pintu di Kelenteng Tay Kak Sie, Pecinan Semarang, Minggu kemarin (23/1). Ritual ketuk pintu yang biasanya digelar jelang Pasar Imlek Semawis itu, sarat akan nilai keberagaman.
Rayakan Imlek, Klenteng Hok Tik Bio Pati Sediakan Makan Gratis Sepuasnya
Diketahui, tradisi itu diikuti oleh pengurus Kopi Semawis, unsur pemerintah, dan masyarakat yang memiliki berbagai latar belakang budaya dan agama berbeda. Selain itu, rangkaian ketuk pintu kemarin dimulai dengan doa bersama di pelataran kelenteng, selamatan, sajian ayam ingkung, serta potong tumpeng khas tradisi Jawa.
Uniknya, meskipun acaranya di kelenteng, tetapi yang memimpin doa adalah tokoh agama Islam. Setelah berdoa secara Islam dilanjutkan berdoa secara Konghucu. Acara diakhiri dengan pementasan barongsai di Tay Kak Sie serta keliling kelenteng lain di Pecinan untuk meminta restu kelancaran serangkaian perayaan Imlek 2573 yang jatuh pada 1 Februari 2022 mendatang.
“Indonesia Indahnya ya seperti ini. Karena niatnya bagus, tujuannya bagus. Jadi menurut saya ini menjadi sebuah contoh bagaimana keberagaman dipraktikkan di Kota Semarang,” tutup Halim. (Lingkar Network | Adhik Kurniawan – Koran Lingkar)