Dishub Jateng Siapkan Skenario One Way-Contraflow untuk Mudik Lebaran

MENJELASKAN: Kepala Dishub Provinsi Jateng, Henggar Budi Anggoro. (Adhik Kurniawan/Lingkarjateng.id)

MENJELASKAN: Kepala Dishub Provinsi Jateng, Henggar Budi Anggoro. (Adhik Kurniawan/Lingkarjateng.id)

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) telah menyiapkan skenario one way sebagai antisipasi menyongsong mudik lebaran tahun 2022 ini. Skenario tersebut sebagai penanganan apabila terjadi kemacetan.

Kepala Dishub Provinsi Jateng, Henggar Budi Anggoro mengatakan, one way itu akan dilaksanakan dari arah Jakarta. Namun, untuk lebih jauh penerapan di lapangan, hal tersebut berada di sektor kepolisian.

“Lebih jauhnya di-leading sektor terkait (kepolisian). Sedangkan kami (Dishub, Red) sifatnya membantu. Bentuknya menyiapkan beberapa rambu portabel tambahan apabila itu dilakukan, bisa one way bisa juga dengan contraflow,” kata Henggar melalui sambungan telepon, Senin (28/3).

Pemprov Jateng Siapkan Posko Penanganan Darurat untuk Mudik Lebaran

Sebagai contoh, lanjut Henggar, bila dalam satu rest area ada potensi titik kemacetan panjang, pihaknya akan melakukan contraflow dengan jarak dua kilo atau mengalihkan pada jalur berlawanan. Sehingga, pihaknya telah menyiapkan pemisah jalur agar tidak membahayakan kendaraan lain.

Lebih lanjut, ruas Jalan Nasional Kertek Wonosobo, Kabupaten Wonosobo dan Bumiayu, Kabupaten Brebes menjadi daerah yang diwaspadai selama mudik lebaran tahun 2022 ini. Sebab itu, ke depan Dishub Jateng akan menerjunkan petugas untuk memantau pergerakan arus mudik pada dua tempat itu.

Sedangkan wilayah Tawangmangu, Semarang, Ungaran, Baturaden, Wonosobo, Temanggung, Slawi dan Kebumen yang sebelumnya disinggung Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bakal menjadi titik yang patut diwaspadai. Henggar tidak menampik hal tersebut. Kendati demikian, ia menyebut titik rawan tersebut hanya untuk jalur tujuan wisata.

Hendrar Prihadi Sebut Kebijakan Boleh Mudik Jadi Kado Terindah dari Jokowi

“Sebenarnya titik itu, untuk jalur biasa atau jalan yang tujuannya wisata. Tawangmangu misal, memang betul (rawan), karena disana jalanya kan konturnya naik turun, Baturaden juga. Tapi sebenarnya itu untuk antisipasi daerah yang tujuan wisata. Karena kan, biasanya orang lebaran setelah mudik, silaturahmi, terus lanjut arahnya wisata,” ungkap dia.

Henggar menambahkan, karena sudah tidak adanya kewajiban hasil tes negatif Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) dan antigen bagi pelaku perjalanan domestik, maka dipastikan sudah tidak ada penyekatan.

“Nanti tentunya dengan kondisi seperti itu, tidak ada lagi penyekatan. Terus di beberapa titik antisipasi adalah pertama manakala itu tadi akan dilaksanakan one way atau contraflow,” tutup dia. (Lingkar Network | Adhik Kurniawan – Koran Lingkar)

Exit mobile version