SEMARANG, Lingkarjateng.id – Sebagai upaya mengatasi kelangkaan dan harga minyak goreng (migor) curah yang masih bergulir sampai saat ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah (Disperindag Jateng) alokasikan 900 liter pada operasi pasar kali ini.
Melalui Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jateng, Mochamad Santoso mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag), Dinas Perdagangan (Disdag) Kota atau Kabupaten, Bulog dan penyedia jasa migor curah. Namun, untuk saat ini operasi pasar hanya dilakukan di Kota Semarang.
“Untuk yang curah masih di Kota Semarang. Tapi yang kemasan, kami sudah (kabupaten atau kota lain) dari Januari kemarin. Hari ini mulai kerja sama dengan PT Best. kami mulai kirim ke tujuh kabupaten atau kota hari ini. Terus kita akan lakukan oprasi pasar di seluruh Jateng,” kata Santoso, saat melakukan operasi pasar di pasar Karangayu, Kecamatan Semarang Barat, Senin (21/2).
Pantau Minyak Goreng Langka, Pemkab Rembang Sambangi 4 Distributor
Santoso mengungkapkan, pada operasi pasar kali ini pihaknya menjual migor curah kepada pedagang seharga Rp 10,500 per liter. Hal ini, untuk meratakan harga pasaran migor agar tidak lebih dari Rp 11.500 per liter. “Karena masih ada selisih harga, pedagang bisa jual di konsumen sesuai dengan harga net Rp 11.500 per liter. Karena netnya segitu,” ungkap Santoso.
Saat ditanya mengenai sampai kapan operasi pasar ini akan digencarkan, Santoso tidak menyebut secara pasti. Namun, jika harga migor curah sudah stabil Disperindag Jateng tidak akan melaksanakan operasi pasar kembali.
“Kita melihat harganya bagaimana, fluktuasinya (gejala naik turun) kalo sudah normal, sudah wajar, kita tidak lalukan operasi pasar lagi. Tapi kemarin kita pantau dua minggu lalu itu, justru harga migor curah itu yang tinggi dibanding harga kemasan. Maka kita operasi pasar kan, tapi yang curah dulu kita utamakan,” terang Santoso.
Sedangkan mengenai penyebab, lanjut Santoso, permasalahan migor curah berkaitan dengan kondisi eksternal atau luar negeri, yakni harga migor curah di luar negeri lebih bagus daripada di Indonesia.
Sidak Minyak Goreng Blora, Petugas Kaget Diserbu Warga
“Jadi harga di luar negeri memang bagus dan kita penyuplai utama minyak sawit. Lalu ini kan permasalahan harga, bagusnya pemerintah sudah melalui Permendagri (Peraturan Menteri Dalam Negeri) No 6 tahun 2022 itu, kebijakannya DMO (Domestic Market Obligation) bahwa setiap ekspor harga ada 20 persen ditinggal di lokal. Jadi sekarang kita yang ngatur harganya. Lagian kan, kita yang punya sawitnya,” lanjut dia.
Kesempatan sama, Srihadi (53) salah satu pedagang mengatakan, migor curah operasi pasar ini akan dijual dengan harga Rp 12.500 per liter. Dia menyebut, hanya mengambil keuntungan 1000 rupiah.
“Untungnya 1000 perak saya. Soalnya saya jual Rp 12,500. Ini ngambil 80 kilo,” kata Srihadi.
Senada, Suryani (60), salah satu warga yang mengantre migor curah menambahkan, sangat terbantu dengan adanya operasi pasar ini. Sebab, sebelumnya dia harus mengeluarkan harga tinggi untuk membeli migor curah. “Terbantu soalnya kemarin beli harganya masih mahal. 2 liter Rp 32 ribu. Tapi ini ikut ngantre bukan buat dijual kembali. Cuma untuk kebutuhan rumah tangga saja,” imbuh Suryani. (Lingkar Network | Adhik Kurniawan – Koran Lingkar)