PATI, Lingkarjateng.id – Warga Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati mengeluhkan kondisi air PDAM yang sering keruh. Menurut Direktur Utama PDAM Tirta Bening Kabupaten Pati, Bambang Soemantri, kondisi tersebut disebabkan belum adanya pengolahan air permukaan di wilayah tersebut.
Untuk mengatasi hal itu, tahun 2022 ini pihaknya akan membangun pengolahan air. Rencananya, pembangunan mulai dilaksanakan pada bulan Maret atau bulan April.
“Mata air bila musim penghujan airnya terpengaruh dengan sungai di sebelahnya karena berdekatan sehingga tanpa melalui pengolahan airnya terpengaruh. Ya meskipun sungainya kecil tapi kalau musim penghujan itu penuh dan membawa material lumpur dari atas. Untuk mengantisipasi hal itu, Alhamdulillah melalui program yang diusulkan Pak Bupati yaitu National Urban Water Supply Program (NUWSP) tahun 2022 ini akan dibangun pengolahan Air di wilayah Kayen, rencananya kalau tidak bulan Maret atau bulan April mulai terlaksana,” tuturnya, Selasa (8/2).
PDAM Kudus Belum Capai Target 3500 Pelanggan Baru
Bambang berharap dengan dibangunnya pengolahan air tersebut, permasalahan air keruh pada musim hujan di Wilayah Kayen dapat teratasi.
Solusi sementara untuk mengatasi hal tersebut, katanya, pihaknya akan memberhentikan operasional pengaliran air selama 2 sampai 3 hari jika terjadi hujan di wilayah tersebut. Solusi tersebut digunakan karena belum adanya pengolahan air, sehingga yang bisa dilakukan adalah dengan cara pengendapan.
Khusus wilayah selatan, tambahnya, mengenai kebijakan tersebut tidak ada keluhan dari masyarakat karena kondisi alam seperti itu sudah berjalan sekian tahun. Maka masyarakat di daerah tersebut, katanya, sudah terbiasa dengan kondisi tersebut.
Warga Keluhkan Air PDAM Berwarna Keruh
“Beda kalau wilayah Pati Kota, itu menggunakan air sumur dalam jadi airnya pasti jernih dan tidak menggunakan air permukaan. Kalaupun ada air keruh di wilayah Pati Kota itu mungkin karena ada perbaikan. Nah, kalau untuk wilayah Juwana, Batangan, Jakenan itu memang menggunakan air permukaan tapi sudah ada pengolahan airnya,” pungkasnya. (Lingkar Network | Ika Tamara Dewi – Koran Lingkar)