PATI, Lingkarjateng.id – Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Pati menjadi tertinggi di kawasan Muria Raya meski dalam dua tahun terakhir menunjukkan adanya penurunan.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pati mencatat TPT di Bumi Mina Tani pada tahun ini sebesar 3,87 persen atau yang tertinggi ketimbang Kabupaten Jepara, Kudus, Rembang, Grobogan, dan Blora.
“Untuk tahun 2024 diketahui TPT di Kabupaten Pati 3,87 persen. Rembang sebanyak 2,84 persen, Blora sebanyak 3,67 persen, Jepara 3,34 persen, Kudus sebanyak 3,19 persen, dan Grobogan sebanyak 3,23 persen,” jelas Kepala BPS Kabupaten Pati, Bob Setiabudi, belum lama ini.
Pihaknya mencatat pada tahun 2023 lalu angka TPT di Kabupaten Pati sebanyak 4,29 persen, menurun hingga 0,52 persen pada 2024 ini.
Sehingga, kata Bob, dalam dua tahun terakhir ini TPT Kabupaten Pati berangsur turun, di mana tahun sebelumnya di angka 4 persen.
“TPT Kabupaten Pati ada penurunan dengan tahun sebelumnya, kalau tahun sebelumnya itu di angka 4 ya, sekarang sudah dibawah angka 4,” ujarnya.
Bob menilai tingginya angka pengangguran di Pati ketimbang kabupaten lain itu disebabkan jumlah lulusan sekolah atau para pencari kerja yang terus bertambah setiap tahunnya. Namun, kondisi tersebut tidak diimbangi dengan ketersediaan lapangan kerja yang mumpuni.
Untuk menekan angka pengangguran, Bob menilai Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati perlu membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat setempat. Selain itu, pihaknya juga mendorong adanya peningkatan produktivitas kerja untuk masyarakat Kabupaten Pati.
“Tinggal bagaimana peningkatan produktivitas kerja di Kabupaten itu,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Pati, Bambang Agus Yunianto, mengatakan bahwa salah satu upaya untuk menekan angka pengangguran adalah melalui penyerapan karyawan pada perusahaan di Pati.
Bambang juga mengatakan bahwa banyaknya masyarakat Pati di usia produktif yang merantau ke luar negeri pun turut mempengaruhi jumlah TPT di Bumi Mina Tani.
“Masih ada sekitar 30 ribuan pencari kerja atau di angka 3,84 persen. Berkurang sekitar 5 ribuan pencari kerja,” tutup Bambang. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)