PATI, Lingkarjateng.id – Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati sidak ke PG Trangkil untuk memastikan kondisi petani yang menjadi mitra dalam proses produksi penggilingan tebu.
Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Pati, Muslihan, mengatakan selama ini PG Trangkil tidak hanya mengambil tebu dari petani lokal saja, melainkan dari petani luar daerah juga. Sehingga, pihaknya memastikan penyerapan tebu dari petani lokal harus optimal.
“Penyerapan harus dioptimalkan dari lokal Pati untuk mengutamakan petani lokal biar tidak rugi,” ujarnya pada Jumat, 7 Februari 2025.
Selain itu, pihaknya juga memastikan bahwa tenaga kerja PG Trangkil harus mengutamakan warga lokal Pati agar perekonomian di sekitarnya terus berkembang. Kemudian, memastikan kemitraan antara PG Trangkil, petani dan Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (Aptri) berjalan baik.
Terkait dengan Corporate Social Responsibility (CSR) dari PG Trangkil, lanjut dia, harus dipastikan digunakan untuk kegiatan sosial dan pembangunan di 7 desa terdekat.
“Harapan kami supaya terwujud asas keadilan tidak hanya di 7 desa tapi dimaksimalkan lebih luas biar ada pemerataan dan ramah lingkungan yang baik,” kata dia.
Menurutnya, sidak yang dilakukan tak terlepas dari wakil rakyat dalam mendukung program swasembada pangan yang tengah digenjot Presiden Prabowo.
“Setelah di PG Trangkil, kami Komisi B juga langsung meninjau di lapangan lokasi petani tebu, sawah, dan ketela, tujuannya adalah demi mendukung program pemerintah,” jelasnya.
Lebih lanjut, Muslihan menegaskan bahwa PG Trangkil perlu memperhatikan proses pengambilan tebu dari kebun ke pabrik yang melibatkan banyak kendaraan roda empat dijalankan.
“Sisi lain yang selama proses giling menjadi keluh kesah masyarakat adanya kemacetan lalu lintas, harus segera mencari solusi yang baik untuk menghindari rawan kecelakaan,” tandasnya. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Lingkarjateng.id)