KUDUS, Lingkarjateng.id – Kepala UPTD Museum dan Taman Budaya Kudus, Yusron mengatakan perlu adanya perbaikan pada sistem drainase yang ada di Museum Kretek Kudus. Hal ini dikarenakan banyaknya genangan air di sejumlah area Museum Kretek Kudus yang tidak bisa menyerap maksimal ke tanah terlebih saat musim hujan. Namun, perbaikan pada sistem drainase tersebut tidak bisa dilakukan dengan maksimal karena keterbatasan anggaran.
“Sistem drainase kita (Museum Kretek Kudus) memang bermasalah. Jika berbicara tentang anggaran, kita memang butuh anggaran. Dengan adanya situasi seperti ini, kita mencoba memaksimalkan yang ada dulu. Paling tidak pengunjung jangan sampai terganggu dengan kondisi genangan air di sejumlah area di Museum Kretek,” jelasnya kepada Lingkarjateng.id pada Rabu (02/03).
Akan tetapi, pihaknya tetap melakukan perbaikan darurat untuk mengatasi permasalahan drainase tersebut. “Karena untuk membenahi drainase itu butuh biaya, sedangkan kita belum ada anggaran untuk perbaikan drainase. Jadi, kita akan memaksimalkan dengan teman-teman yang ada disini, untuk mensiasati permasalahan drainase tersebut,” imbuhnya.
Museum Kretek Berpotensi Go Internasional
Ia juga menjelaskan keterbatasan anggaran tersebut disebabkan adanya refocusing anggaran karena saat ini masih dalam situasi pandemi Covid-19. “Selain itu, karena jumlah pengunjung yang menurun drastis saat Pandemi, jadi itu juga berpengaruh,” imbuhnya.
Menurut Yusron, tahun ini anggaran untuk Pengelolaan Museum dan Taman Budaya di Kudus berkisar Rp 200 Juta. “Anggaran tersebut untuk tiga lokasi, yakni Museum Kretek, Museum Pati Ayam, dan Taman Budaya, jadi benar-benar minimalis, namun kita akan coba maksimalkan,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan jumlah anggaran tersebut menurun sejak tahun 2020 yang lalu. “Pada tahun 2020 anggarannya sekitar Rp 500 Juta, lalu tahun 2021 sekitar Rp 300 Juta, dan tahun ini ada sekitar Rp 200 Juta. Namun kita mencoba memaksimalkan dengan anggaran yang ada,” paparnya. PIhaknya berharap agar situasi pandemi bisa segera berakhir, dan bisa memasuki era endemi agar sektor pariwisata bisa berjalan normal kembali. (Lingkar Network I Falaasifah – Lingkarjateng.id)