KUDUS, Lingkarjateng.id – Pakar Sejarah Edy Supratno meminta Museum Kretek untuk bisa melakukan kegiatan yang bertaraf internasional. Menurutnya, museum ini punya potensi untuk menggaet wisatawan yang lebih luas hingga ke mancanegara.
“Saya mengusulkan Museum Kretek ini supaya bisa jadi simpul pertemuan secara internasional tentang tembakau, cengkeh ataupun kretek,” kata Edy yang juga merupakan Dosen Sejarah STAI Syekh Jangkung Pati dan Ketua TACB Kabupaten Kudus.
Dia mengatakan, Museum Kretek punya pengaruh besar dalam kancah internasional. Pasalnya, pada awal kemunculan kretek terdahulu, Kudus sudah aktif melakukan impor cengkeh dari negara Tanzania dan Madagaskar.
“Perusahaan kretek di Kudus sejak dulu sudah punya pengaruh yang besar di kancah internasional. Terutama karena saat itu sudah mengimpor cengkeh yang merupakan bahan baku pembuatan kretek,” paparnya.
Menurut dia, perdagangan internasional ini membuat kretek Kudus tidak hanya diketahui oleh nusantara, tapi juga mancanegara. “Kretek punya masa lalu yang hebat di Kudus. Ini yang menjadikan Museum Kretek lebih bermakna,” imbuh dia.
Edy menyebutkan, Museum Kretek bisa bekerjasama dengan pelaku usaha atau perusahaan yang berkaitan dengan kretek. Sehingga, lanjutnya, bisa mengadakan kegiatan-kegiatan berskala internasional untuk meningkatkan jumlah pengunjung.
“Ini saat yang tepat bagi Museum Kretek terlibat dalam kegiatan-kegiatan pelaku usaha ataupun perusahaan kretek. Selain itu juga bisa kerjasama dengan pihak lain seperti Kedutaan Besar Tanzania atau Madagascar yang punya keterkaitan sejarah dengan kretek Kudus,” jelasnya. (Lingkar Network | Koran Lingkar Jateng)