KENDAL, Lingkarjateng.id – Warga Desa Boja, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal antusias memperebutkan isi gunungan hasil bumi dalam Kirab Budaya Merti Desa Buka Luwur Nyai Pandansari.
Salah seorang warga Boja, Nur Rokhim mengaku senang dengan adanya kegiatan kirab seperti ini. Dirinya pun tak mau ketinggalan untuk ikut mendapatkan isi gunungan hasil bumi.
Nur Rokhim pun mengaku mendapatkan isi gunungan tersebut berupa sayuran wortel.
“Ini tadi saya ikut rebutan isi gunungan dan dapat wortel dua,” kata Nur Rokhim.
Ia menilai kegiatan ini bisa menjadi ajang hiburan bagi warga sekitar karena acara ini juga dimeriahkan oleh pentas seni.
“Kegiatan ini juga sangat bagus. Kita ngalap berkah sekalian cari hiburan juga karena ada pentas kesenian di depan makam,” tambahnya.
Gunungan hasil bumi yang merupakan swadaya dari warga Desa Boja itu sebelumnya telah dikirab mengelilingi desa dan berhenti di kompleks pemakaman Sedapu Boja.
Dalam barisan kirab, terlihat seorang warga yang memerankan Nyai Dapu lengkap dengan iringan para dayang hingga prajurit.
Tampak Ikut dalam kirab tersebut antara lain Camat Boja Sunarto beserta istri, Kepala Desa Boja Rofik Anwar beserta istri, perangkat desa, perwakilan lembaga pendidikan hingga warga Desa Boja.
Kepala Desa Boja, Rofik Anwar menjelaskan, Kirab Budaya Merti Desa Buka Luwur Nyai Pandansari ini sudah menjadi agenda tahunan yang digelar Pemerintah Desa Boja mulai tanggal 6 Syawal.
“Untuk rutenya sendiri dari rest area Ngadibolo Boja, lalu muter sampai pasar terus lanjut finish ke komplek makam Sidapu,” kata Kades Boja, Rofik Anwar.
Setelah itu, lanjut Kades Boja, acara akan dilanjutkan dengan persembahan tarian yang akan menggambarkan sosok Nyai Dapu sebagai tokoh perintis dan penyebar agama Islam di Boja.
“Dan dengan adanya tarian ini menjadi pembeda dari kegiatan kirab tahun lalu. Selain itu, teman-teman panitia juga sudah menyiapkan makanan khas Boja yakni Pecel Turi yang telah disiapkan di pintu masuk makam,” lanjutnya.
Ia menambahkan, pihaknya juga akan melakukan prosesi penggantian luwur dari makam Nyai Pandansari.
“Dan pembeda dari tahun lalu juga kita melakukan pergantian luwur atau kain yang menutupi makam itu,” tambah Kades Boja.
Sementara itu, Camat Boja Sunarto mengapresiasi kegiatan Kirab Budaya Merti Desa Boja tersebut. Menurutnya selain sebagai bentuk melestarikan budaya juga dapat menjadi upaya untuk meningkatkan perekonomian warga setempat.
“Harapannya kemakmuran, kesejahteraan masyarakat Boja bisa meningkat. Apalagi ada bazar UMKM jadi bisa meningkatkan ekonomi warga,” hara Camat Boja. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Lingkarjateng.id)