KENDAL, Lingkarjateng.id – Pemerintah Desa Purwokerto, Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal menyebut lebih memfokuskan bidang pertanian ketimbang pengembangan wisata. Hal itu disampaikan menyikapi persoalan wisata Rawa Bladon di Dukuh Krayapan yang kini tak lagi masuk rencana prioritas pembangunan.
Kepala Desa Purwokerto, Romdon, menegaskan bahwa saat ini fokus pembangunan di wilayahnya lebih dititikberatkan pada sektor pertanian daripada pengembangan wisata.
“Alasannya, penghidupan kembali area wisata tersebut berpotensi mengganggu lahan pertanian dan berdampak negatif bagi petani sekitar,” kata Romdon saat dikonformasi pada Selasa, 20 Februari 2024.
Menurutnya, keputusan untuk fokus pada bidang pertanian berdasarkan pertimbangan utama soal keberlanjutan mata pencaharian utama penduduk desa yang mayoritas bergantung pada hasil bumi dan kegiatan pertanian.
Sempat Jadi Primadona, Wisata Rawa Bladon Kendal Kini Terbengkalai
Dalam konteks ini, pengembangan kembali area wisata Rawa Bladon yang melibatkan aktivitas seperti pengembangan infrastruktur pariwisata dan peningkatan jumlah pengunjung, berpotensi mengganggu ekosistem dan air tanah serta mempengaruhi produktivitas pertanian.
“Saat ini, kebutuhan mendasar masyarakat Desa Purwokerto adalah pemenuhan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani. Jika kita terlalu fokus pada pengembangan wisata, risiko dampak negatif terhadap sektor pertanian akan semakin besar,” bebernya.
Romdon juga menegaskan tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.
“Meskipun wisata bisa menjadi sumber pendapatan tambahan bagi desa, namun jika tidak dikelola dengan bijak dapat merugikan sektor lain yang lebih vital bagi keberlangsungan hidup masyarakat,” terangnya.
Kendati begitu, Pemdes Purwokerto, tidak menutup kemungkinan pengembangan wisata untuk mendongkrak ekonomi daerah.
“Kami tidak menutup pintu bagi pengembangan wisata, namun haruslah diiringi dengan kajian yang matang terhadap dampaknya bagi kehidupan masyarakat lokal,” ucapnya.
Wisata Rawa Bladon, kata Romdon, merupakan milik perseorangan dan tidak dikelola BUMDes. Selain itu masyarakat juga sepakat bahwa pertanian harus tetap menjadi tulang punggung ekonomi desa. Sementara pengembangan wisata dapat menjadi peluang tambahan yang dijajaki dengan hati-hati.
Romdon berharap kebijakan ini dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi penduduk desa dan membawa kesejahteraan bagi semua pihak yang terlibat. (Lingkar Network | Robison – Lingkarjateng.id)