KENDAL, Lingkarjateng.id – Kepolisian Resor (Polres) Kendal hingga saat ini belum berhasil mengungkap pelaku dugaan pembunuhan SNH (19), seorang santriwati salah satu pondok pesantren (ponpes) di Kecamatan Ngampel.
Kepala Polres Kendal, AKBP Feria Kurniawan, mengungkapkan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan atas kasus dugaan pembunuhan terhadap santriwati yang jenazahnya ditemukan di Desa Darupono, Kecamatan Kaliwungu Selatan.
“Saat ini kami tengah dalam penyelidikan untuk mengungkap siapa pelakunya,” ungkapnya pada Rabu, 23 Oktober 2024.
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Kendal, Rizky Ari Budianto, mengungkapkan bahwa hasil autopsi dari jenazah korban tidak ditemukan tanda pemerkosaan. Namun, saat disinggung kondisi jenazah yang setengah telnjang, pihaknya tidak berkomnetar banyak.
“Kalau melihat hasil pemeriksaan autopsi kemarin memang tidak ditemukan tanda pemerkosaan. Dan kondisinya yang telanjang, kami tidak bisa berasumsi karena pelaku belum tertangkap,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya mengaku sampai saat ini belum menemukan pelaku pembunuhan yang menimpa SNH. Dari hasil identifikasi petugas, korban meninggal dunia karena kehabisan darah lantaran terdapat luka pada bagian leher.
“Hasil luka yang ada di leher korban ini, kemungkinan berasal dari benda tajam,” ujarnya.
Sebelumnya, warga Desa Darupono, Kecamatan Kaliwungu Selatan, Kabupaten Kendal digemparkan dengan penemuan sosok mayat perempuan setengah telanjang di sebuah kebun kosong.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban merupakan warga Gempol Bapang, Kecamatan Brangsong, dengan inisial SNH berusia 19 tahun.
Di tempat kejadian perkara (TKP) ditemukannya jenazah SNH, terdapat beberapa barang-barang yang tercecer seperti celana dalam, tas, peralatan make up, HP bermerk Samsung, dan celana panjang.
Dari keterangan ibu korban, Rokhmatun, terungkap bahwa sebelum meninggal SNH mempunyai kenalan seorang pria dari Instagram.
“Sebelum acara haul kakeknya itu ‘kan dia juga pernah cerita kalau dia punya kenalan dari Instagram, orang Pati, katanya punya pondok juga. Katanya mau mampir ke sini ngajak anak saya ke Pekalongan ke Habib Luthfi. Tapi karena Minggu ada acara ‘kan nggak jadi,” imbuhnya.
Pihaknya juga menambahkan bahwa penemuan HP bermerek Samsung yang ditemukan di TKP bukanlah milik putrinya.
“HP anak saya itu merknya Vivo, yang membelikan itu pamannya. Anak saya nggak punya HP itu. Apa mungkin itu milik pelaku?” ujarnya.
Rokhmatun berharap agar pelaku yang tega membunuh putrinya dapat segera ditangkap dan diproses secara hukum. (Lingkar Network | Syahril Muadz – Lingkarjateng.id)