KENDAL, Lingkarjateng.id – Selama kurang lebih enam bulan terakhir, peternak ayam petelur di Kabupaten Kendal mengalami kesulitan karena harga telur yang stagnan sedangkan harga pakan melambung.
Salah satu peternak ayam petelur asal Desa Wonosari, Kecamatan Patebon, Kamiyanto (40), menjelaskan bahwa harga telur memang naik menjelang Natal dan tahun baru 2024 kemarin. Namun harga jual telur dari peternak stagnan.
“Harga dari kami tetap Rp23.000, bahkan pernah Rp22.500, sehingga para peternak kesulitan menutup biaya produksi,” ungkapnya, Senin, 29 Januari 2024.
Bahkan, menurut Kamiyanto, beberapa peternak ayam petelur di Kendal mulai gulung tikar karena tidak mampu menanggung biaya produksi yang tinggi.
Meskipun ada subsidi untuk jagung, pakan lain seperti konsentrat dan bekatul masih tinggi sehingga peternak merasa kesulitan.
Dirinya berharap, pemerintah dapat memberikan subsidi pakan ternak atau upaya konkret untuk mencegah kerugian lebih lanjut bagi para peternak ayam petelur di Kendal.
“Pemerintah dapat memberikan subsidi atau upaya lain untuk menjaga stabilitas harga pakan,” harap dia.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Kendal Pandu Rapriat Rogojati, menjelaskan bahwa pemerintah telah menginisiasi subsidi harga pakan ternak sebagai antisipasi terhadap fluktuasi harga telur serta sebagai solusi untuk mengatasi kesulitan peternak.
Selain itu, peternak juga dilibatkan sebagai pemasok dalam berbagai kegiatan bantuan sosial, seperti bantuan untuk keluarga stunting dan paket bantuan lainnya.
Pandu menegaskan bahwa harga telur yang diikutsertakan dalam program bantuan sudah disepakati sejak awal, sehingga seharusnya peternak tidak mengalami kerugian.
“Program tersebut telah dilaksanakan sejak April 2023 dan melibatkan peternak tidak hanya di Kendal tetapi juga di luar kota, bahkan hingga Jawa Barat,” ujarnya. (Lingkar Network | Robison – Lingkarjateng.id)