KENDAL, Lingkarjateng.id – Berbagai tarian tradisional asli Kendal dipersembahkan dalam kegiatan peringatan Hari Tari Dunia 2024 yang digelar Pemerintah Kabupaten Kendal bersama Dewan Kesenian Kesenian Kendal di Stadion Kebondalem Kendal, Senin (13/5).
Tari tradisional yang ditampilkan meliputi tari Prawira Barong oleh SMP Negeri 1 Kendal, tari Opak Abang oleh SMP Negeri 2 Kendal, tari Kuda Lumping oleh SMP Negeri 1 Cepiring, dan Nyai Dapu oleh SMA Negeri 1 Kendal. Selain itu, Dewan Kesenian Kendal juga mempersembahkan Sendratari Kolosal Kendil Wesi.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kendal, Ferinando Rad Bonay berharap melalui pertujukan tari dalam rangka peringatan Hari Tari Dunia 2024 ini bisa menimbulkan semangat jiwa nasionalisme, toleransi dan kebersamaam di kalangan pelajar yang sejalan program kurikulum merdeka.
“Ini menjadi sesuati yang match dengan program kita di kurikulum merdeka yaitu ingin menciptakan pelajar dengan profil Pancasila. Kita berharap kebudayaan lokal ini bisa kita bina supaya berkembang dan anak-anak semakin memahami itu,” ujar Ferinando.
Adapun tarian yang ditampilkan adalah tari-tarian tradisional asli Kendal seperti tari Opak Abang, dan Kuda Lumping dan tari Nyai Dapu.
“Kami menggandeng guru kesenian melastarikan tari-tari tradisional di sekolah, dan kami juga bekerjasama dengan sanggar di Kendal sehingga bisa nguri-uri budaya kita,” ungkapnya.
Ketua Umum Dewan Kesenian Kendal, Kiswanto menerangkan, kegiatan peringatan Hari Tari Dunia ini merupakan kali pertama diadakan di Kabupaten Kendal. Ia berharap kedepan Pemkab Kendal dapat kembali menggelar kegiatan tersebut.
“Kegiatan ini yang pertama kalinya sepanjang tahun baru diadakan di Kendal. Ini menjadi tonggak sejarah. Kedepan harapannya Kendal bisa menganggarkan kegiatan seperti ini lebih meriah lagi,” katanya.
Ia mengaku optimis terkait perkembangan seni tari di Kabupaten Kendal. Menurutnya masih banyak masyarakat khususnya pelajar di Kendal yang menekuni dunia tari.
Hal ini dibuktikandengan banyaknya sanggar tari yang bangkit lagi karena banyak siswa yang masih berminat menekuni seni tari.
“Untuk regenerasi penari di Kendal itu saya sangat optimis kedepan makin banyak lagi, karena generasi sekarang itu lebih banyak lagi yang menyukai tari khususnya di lingkungan pelajar itu semakin banyak,” jelas Kiswanto. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Lingkarjateng.id)