KENDAL, Lingkarjateng.id – Pelabuhan Niaga Kendal yang diresmikan pada 2019 lalu, hingga kini belum dioperasionalkan. Lantaran kondisi kolan pelabuhan mengalami pendangkalan, sekaligus kondisi breakwater (pemecah ombak) juga banyak yang rusak.
Kepala Dinas Pehubungan (Dishub) Kabupaten Kendal, Muhammad Eko menuturkan, pelabuhan sebaiknya efektif difungsikan sebagai pintu yang strategis untuk meningkatkan perdagangan.
“Terkait niaga memang sejak pembangunan sampai sekarang ini sama sekali belum efektif beroperasi. Itu karena disebabkan kondisi pelabuhannya dangkal. Di satu sisi breakwater sudah banyak yang rusak,” terang Eko saat meninjau Pelabuhan Niaga Kendal, Rabu, 21 Februari 2024.
Dijelaskan, akibat banyak breakwater yang rusak juga menjadi pemicu cepatnya proses pendangkalan. Sehingga untuk memperbaiki kondisi tersebut diperlukan anggaran yang cukup besar.
“Seandainya itu dioptimalkan, memang memerlukan anggaran yang cukup besar. Kalau untuk memperbaiki kondisi kolam, breakwater alur, pengerukan dengan keuangan pemerintah daerah sepertinya terlalu berat,” jelas Kadishub Kendal.
Eko menyebut, pihaknya telah berupaya maksimal untuk mendorong dan mengusulkan kepada pemerintah pusat terkait pengerukan kolam maupun perbaikan breakwater.
“Saya yakin kalau itu bisa beroperasi dampaknya luar biasa. Tenant-tenant yang ada di KIK, maupun kapal-kapal batubara juga akan bongkar di sini, sehingga biayanya tidak terlalu besar,” ujarnya.
Dirinya menambahkan, akhir tahun 2022 lalu, telah dilakukan penghitungan anggaran proses pengerukan kolam pelabuhan yakni bisa mencapai sekitar Rp 106 miliar
“Kalau sekarang pasti sudah bengkak lagi,” tambah Eko.
Ia juga berharap, Pelabuhan Niaga Kendal dapat menjadi fokus pemerintah pusat sebagai langkah untuk mendukung perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KIK) Kendal.
Di sisi lain, Kasubag TU UPTD Pelabuhan Penyeberangan Kendal, Sugiyono mengatakan, pendangkalan di kolam pelabuhan membuat alur kapal yang akan masuk maupun keluar sering terhambat.
“Sejak ada pendangkalan kalau kapal mau masuk tidak bisa, harus menunggu air naik dulu. Misalnya datang siang, nah itu menunggu air naik itu pas malam hari,” ujar Sugiyono. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Lingkarjateng.id)