PATTIRO Semarang Kampanyekan Akses Mudah bagi Penyandang Disabilitas

PATTIRO semarang permudah akses penyandang disabilitas

ANTUSIAS: Warga bersemangat menjalani program Posbindu Disabilitas di Kelurahan Sendangguwo, Kecamatan Tembalang. (Dinda Rahmasari/Lingkarjateng.id)

SEMARANG, Lingkarjateng.id – PATTIRO Semarang dan IDEA melalui Program SPEAK menggandeng Komunitas Perempuan Kelurahan Sendangguwo untuk mengkampanyekan akses mudah bagi penyandang disabilitas.

Field Officer program SPEAK Kota Semarang, Amrinalfi Khair Wijayanto mengungkapkan fokus dalam program tersebut yakni pelayanan kesehatan. Terutama advokasi terhadap program Pos Binaan Terpadu (Posbindu) yang responsif disabilitas.

Program  SPEAK merupakan singkatan dari Strengthening Public services through the Empowerment of women-led Advocacy and social audit networKs”. Dalam pelaksanaannya, program SPEAK bermaksud berinvestasi pada peningkatan kapasitas kelompok perempuan setempat untuk mengadvokasi anggaran yang responsif gender dan inklusif, dan untuk memfasilitasi audit sosial.

Disdikpora Jepara Harapkan Penyandang Disabilitas Dapat Pendidikan Setara

Amrinalfi menyampaikan, pelayanan kesehatan sangat penting bagi 122 penyandang disabilitas di Kelurahan Sendangguwo. Atas antusiasme yang besar, komunitas tersebut mampu menggerakkan RT, RW, dan ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

“Bahkan saat ini jika ada teman-teman disabilitas ada yang meninggal atau melahirkan, Ketua RT atau RW malah melapor kepada Ketua Posbindu saking terkoneksinya,” ujarnya, Jumat (28/1).

Amri berharap dengan adanya Posbindu tersebut dapat mempermudah akses bagi penyandang disabilitas. Terutama dalam mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa rasa malu atau sungkan. 

Ganjar Pranowo Akui Sempat Lakukan Banyak Kesalahan terkait Disabilitas

“Selain itu Posbindu ini juga diharapkan dapat terus memberikan pelayanan yang maksimal ke depannya,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Komunitas Perempuan Sendangguwo, Tutik Wahyuningtyas menjelaskan fokus advokasi Posbindu Disabilitas muncul sejak akhir tahun 2020. Setelah melalui berbagai proses, akhirnya terbentuklah Posbindu Disabilitas Kasih Ibu pada 29 September 2021.

Tyas, sapaan akrab Ketua Komunitas Perempuan Sendangguwo mengatakan Posbindu tersebut mendapatkan respon baik dari warga terutama penyandang disabilitas dengan ketunaan ringan. Terlihat dari tingkat kehadiran di pelaksanaan pertama kehadirannya mencapai 75%. 

“Jika tidak bisa hadir, kami akan mendatangi langsung ke rumahnya, kita coba jemput bola untuk memberikan akses pelayanan kesehatan kepada mereka meskipun masih terkendala keterbatasan tim medis untuk diajak dari pintu ke pintu” ungkapnya.

Hasiroh Hafidz Berharap OPD Bisa Akomodir Disabilitas Bekerja di Pemkab Rembang

Lebih lanjut ia memaparkan kegiatan yang dilakukan dalam Posbindu itu. Di antaranya pemeriksaan kesehatan seperti gula darah, tekanan darah, dan kolesterol. Selain itu, Posbindu Kasih Ibu juga menyediakan pelayanan konseling dan edukasi. 

Tyas menambahkan bahwa saat ini Posbindu Kasih Ibu membutuhkan pengadaan alat kesehatan sendiri. Sebab beberapa alat masih dipinjam dari Posyandu Balita. 

“Harapannya juga bisa menyediakan pelayanan terapi bagi penyandang disabilitas ke depannya,” harapnya.

Sementara, Ella Cahyaning Maghfuroh, pegiat PATTIRO Semarang mengungkapkan bahwa pembentukan Posbindu Disabilitas Kasih Ibu merupakan satu keberhasilan. Sehingga sangat penting untuk dibagikan sebagai pembelajaran bersama. 

“Kami berharap keberhasilan pembentukan Posbindu Disabilitas Kasih Ibu bisa menjadi bahan berbagi pengetahuan dari RW ke RW sampai kelurahan. Mulai dari proses pembentukan, pendataan, dan pendampingan,” tandasnya. (Lingkar Network | Dinda Rahmasari – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version