REMBANG, Lingkarjateng.id – Meski peminat pelatihan kerja di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Rembang cukup tinggi, namun paket pelatihan tetap berkurang. Bahkan uang transport pun dihilangkan.
Kepala UPT BLK Kabupaten Rembang, Diah Kurnia Ningrum menyampaikan, paket pelatihan kerja untuk tahun ini hanya ada 5 paket. Terdiri dari pelatihan servis sepeda motor injeksi, pembuatan produk roti dan pattisserie, practical office advance, teknisi audio video, dan menjahit pakaian wanita dewasa.
Sementara untuk tahun 2021 lalu, UPT BLK Kabupaten Rembang menyediakan 13 paket pelatihan kerja yang dibagi menjadi dua tahap. Dia berharap, tahun ini juga ada tahap kedua agar ada penambahan paket pelatihan kerja.
Tahun Ini Uang Transport Pelatihan BLK Pati Ditiadakan
“Kemarin (2021) ada dua tahap, sembilan paket duluan terus tahap kedua ada empat paket. Kami sangat berharap tahun ini juga ada dua tahap yang paketnya bisa kita terima lagi,” kata dia.
Pihaknya mengaku, sampai saat ini belum mendapat informasi akan diadakannya pelatihan kerja tahap kedua. Terkait penyebab pengurangan paket, dirinya tidak mengetahui secara pasti. Namun menurutnya, pandemi Covid-19 masih menjadi penyebab utama.
“Saya kurang paham, mungkin ya karena pandemi ini kemudian dialihkan untuk kegiatan yang lebih penting atau bagaimana saya juga kurang paham,” ucapnya.
Dukung UMKM Bangkit, Bupati Kudus Upayakan Peserta Pelatihan BLK Terima Bantuan Alat
Tidak hanya itu, berkurangnya jumlah paket pelatihan kerja juga diperparah dengan dihilangkannya uang transport untuk peserta pelatihan. Peserta hanya mendapat fasilitas berupa modul, baju kerja, dan Alat Tulis Kantor (ATK).
“Dari pusat sudah seperti itu, kita sebenarnya juga kasihan kalau orang yang dari jauh-jauh. Kalau dari Kota Rembang mungkin tidak masalah,” bebernya.
Dirinya menambahkan, UPT BLK Kabupaten Rembang telah memberikan informasi melalui selebaran poster sejak dibukanya pendaftaran pada tanggal 17 Januari. Sehingga pihaknya tidak perlu menjelaskan lagi terkait ada dan tidaknya uang transport kepada peserta nantinya. (Lingkar Network | R. Teguh Wibowo – Koran Lingkar)