Tradisi Weh-Uweh, Cara Unik Warga Demak Agar Anak Gemar Berbagi

Tradisi Weh Uweh Cara Unik Warga Demak Agar Anak Gemar Berbagi

Potret aktivitas anak - anak merayakan malam 21 ramadhan dengan tradisi weh-uweh

DEMAK, LINGKAR – Setiap memasuki malam ke-21 Bulan Ramadhan, warga Kampung Sampangan, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Kota, Kabupaten Demak mempunyai sebuah tradisi Weh-uweh (Saling berbagi) yang masih dilestarikan hingga sekarang. 

Warga setempat menyebutnya dengan Weh-uweh/aweh-aweh yang bertujuan untuk melatih anak-anak untuk saling berbagi kepada sesama. Tradisi tersebut diikuti oleh mayoritas anak-anak, namun yang dewasa juga tak mau kalah.

Tradisi tersebut sebagai salah satu tradisi di Bulan Ramadhan yang ditunggu oleh anak-anak. Weh-uweh dilaksanakan pada malam 21 Ramadhan yang dimulai habis sholat maghrib hingga menjelang isya’.

“Tradisi maleman 21 Ramadhan, ini untuk melatih anak-anak kecil agar bisa jadi orang yang dermawan sama temen terus sama saudara dan masyarakat itu saling berbagi, walaupun hanya secuil, jajanan nanti ditukar-tukarkan tidak memandang besar kecilnya harga nilai barang tersebut,” ujar salah satu tokoh masyarakat, Talkhis (63) saat ditemui Lingkar. 

Talkhis mengungkapkan bahwa tradisi tersebut sudah lama, bahkan sejak dirinya lahir tradisi tersebut sudah ada di kampung sampangan. 

“Tradisi ini sudah lama sekali, sejak saya lahir itu sudah ada, saya lahir di tahun 1961 sampai sekarang dilestarikan,” ungkapnya. 

Tradisi Uweh-uweh merupakan salah satu tradisi yang ada di Kampung Sampangan setiap menyambut malam ke-21 Ramadahan.

“Ini salah satu tradisi di Kampung Sampangan, mungkin di daerah lain mungkin ada juga. Yang intinya melatih anak kecil agar Lomo lan Orak Medhit ( dermawan dan tidak pelit). Ada di malam ganjil, karena diharapkan berbarengan dengan turunya malam lailatul qodar,” tandasnya. 

Sementara itu, Dina Resti Pangestuti (34) warga setempat, dirinya terlihat sibuk berkeliling untuk menukarkan jajanan yang dibawanya kepada warga lain. 

“Ini muter sama anak dan keponakan, membawa jajan wafer terus ditukarkan dapat balon, klepon, jajan, bakso sama tahu bakso juga ada, ini mau mengunjungi dari ujung sampai ujung,” kata Dina disela-sela menukarkan jajanannya. 

Menurutnya, tradisi yang dilaksanakan di Bulan Ramadhan tahun ini lebih meriah dibanding tahun sebelumnya. 

“Ini tradisi uweh uweh. Saya sering ikut tiap puasa di malam 21, kalau tahun ini makin rame ,” ucapnya. 

Senada, Aliya yang masih duduk dibangku sekolah dasar (SD) merasa senang dengan adanya tradisi tersebut. Dirinya membawa jajan berkeliling bersama tantenya.

“Iya seneng, ini bawa jajanan untuk ditukarkan, ini tukar kembang api buat mainan,” ucapnya. (M. BURHAN A/LINGKAR).

Exit mobile version