DEMAK, Lingkarjateng.id – Tidak ada petunjuk, petunjuknya laksanakan sesuai aturan. Kalimat itu menjadi jurus orang nomor satu di jajaran Kejaksaan Negeri Demak.
Mantan Kepala Kejaksaan Negeri Lamandau Kalimantan Tengah ini merasakan atmosfer yang berbeda ketika bertugas di Demak. Menurutnya, di Kota Wali Demak nuansa Jawanya relatif kental. Salah satunya adalah budaya minta petunjuk.
Hendra Jaya Atmaja, yang akrab dipanggil HJA merasa kikuk ketika mendapati pertanyaan serupa. Apalagi ketika yang menyampaikan adalah pejabat, atau mereka yang mencoba ‘merayu’-nya. Mereka mencoba merayu dengan cara bermanis-manis menjadi baik sekali karena berbelit persoalan. Ikhwal serupa ungkapan selanjutnya, yakni minta ‘petunjuk’.
“Karena saya tahu maksud dari pertanyaan itu, maka jawaban saya tegas, tidak ada petunjuk, petunjuknya laksanakan sesuai aturan,’’ ujar Hendra Jaya Atmaja, dalam perbincangan suatu senja di Kantor Kejaksaan Negeri Demak, seputaran Alun-alun, atau sayap depan Masjid Agung Demak.
Sejak dilantik menjadi nahkoda Korps Adhyaksa Demak oleh Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah, Ponco Hartanto, SH, MH pada Juni lalu, HJA langsung tancap gas. Konsolidasi SDM jadi prioritas, selain itu juga membenahi markas Korps Adyaksa Demak yang berlokasi di Kawasan Alun-alun.
Jadi Etalase Demak
“Kantor ini (Kejaksaan Negeri Demak-red) kan jadi etalase (muka). Lokasinya saja di pusat Kota Demak, kalau sawangane nggak memper (kondisinya tidak pantas-red), kan nigisin-isini,’’ujarnya. Atau dengan kata lain Hendra bersama jajaran keluarga besar Kejari Damak ingin memberi sumbangsih yang positif.
Ikhtiar menata, ibarat gadis mempercantik diri tidak serta-merta mulus. Malah dia sempat diprotes, didemo, dilaporkan juga oleh sementara pihak yang tak mendukung.
“Saya tidak anti PKL, kami siap bermitra, dan bersinergi, simbiosa mutualisme. Intinya saling menjaga merawat, datang bersih, pulang bersih, artinya sama sama menjaga kebersihan dan ketertiban. Kalau sepakat seperti itu (komit dan bertanggung jawab-red) klir, ngga ada masalah,” ujarnya.
Tetapi, tambah mantan Kabid Intelijen Kejati Sumut ini, kalau selesai jualan, ditinggal begitu saja, ya kasihan petugas.
“Ya kasihan ‘kamilah’. Alhamdulillah sekarang agenda dan program yang dirintis sudah tampak hasilnya. Silakan warga dan masyarakat Demak melihat dan menilai sendiri apa yang kami perjuangkan,” imbuhnya.
“Semua ini juga untuk memberi layanan yang lebih baik pada warga Demak, masyarakat Kota Wali. Saya berkomitmen melaksanakan amanah dan mandat yang diberikan pimpinan di pundak saya,” tegasnya.
Tugas dan amanah yang diberikan akan dipertanggungjawabkan sebaik-baiknya kepada institusi (pimpinan) dan Allah SWT.
“Bismillah, saya ‘nawaithunya’ niatnya baik, dan bismilah saya berusaha tunaikan tugas dan tanggung jawab itu dengan sebaik-baiknya,” ujar penghoby sepeda ini.
Karena hobinya bersepeda, Hendra ke Kantor Kejaksaan dari Rumah Dinasnya tak jarang bersepeda.
“Ya kadang naik sepeda, kadang naik motor. Motor lho ya bukan Moge (Motor Gedhe),” katanya dengan mimik serius.
Harapan Hendra, Korps Adhyaksa dapat ikut berkontribusi bagi pembangunan Demak. Menurutnya sebagai Kota Wali, Demak punya sejarah kuat menjadi pusat peradaban. Karenanya dia bersyukur dapat penugasan dan kesempatan bertugas di Demak.
“Alhamdulillah dipercaya untuk bertugas di Demak,” tandasnya. (JMSI Jateng Network)