46 Hektare Hutan Mangrove Raib Imbas Proyek Tol Semarang-Demak

Seorang nelayan melintasi area hutan bakau

SI PENGENDALI BANJIR: Seorang nelayan melintasi area hutan bakau. (Antara/Lingkarjateng.id)

DEMAK, Lingkarjateng.id – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mencatat, ada 46 hektare hutan mangrove di Kota Semarang dan Kabupaten Demak raib dilahap proyek pembangunan ruas Tol Semarang-Demak.

Menanggapi hal itu, Koordinator Program Kelautan Yayasan Rekam Nusantara Foundation, Oktavianto Prasetyo, menyebut bahwa hilangnya puluhan hektare hutan bakau itu akan mengancam ekosistem di lingkungan tersebut.

“Hutan mangrove sangat terdampak, baik secara langsung seperti pembabatan atau penebangan untuk pembangunan proyek tol, ataupun tidak langsung, mangrove yang tidak mendapatkan suplai air laut dan air darat karena terhambat drainase tol,” paparnya pada Sabtu, 27 Juli 2024.

“Seperti yang telah terjadi di kawasan Kecamatan Sayung, Demak. dahulu wilayah jalur pantura (Sayung, Demak) tidak se-ekstrim itu, sekarang sudah tergenang,” lanjutnya.

Dia menambahkan, dampak hilangnya ekosistem hutan mangrove juga bisa dirasakan oleh sektor ekonomi maupun sosial.

“Bayangkan saja, nelayan di wilayah pesisir dengan menggunakan armada kapal yang kecil di bawah 5 gross tonnage (GT), kalau mangrove ditebang dia mau nyari kepiting di mana? Terus nyari ikan yang biasa jadi tumpuan untuk ekonominya, nyarinya ke mana? Kalaupun misal (hutan mangrove) dipindahkan titiknya, apakah manusianya juga ikut dipindahkan?” tegasnya.

Oleh karena itu, dirinya mendesak pemerintah untuk benar-benar melakukan revitalisasi hutan mangrove secepatnya mengingat masa tumbuhnya itu tahunan.

“Kalau revitalisasi hanya wacana saja, maka akan fatal dampaknya dari faktor lingkungan,” ungkapnya.

Sebelumnya, Subkoordinator Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir DKP Jateng, Benovita Dwi Saraswati, menuturkan bahwa pihaknya akan menentukan lokasi penanaman bibit mangrove.

“Kalau menanam lagi berarti di lokasi yang dia menjamin tumbuh, jadi gak asal tanam, diganti tapi harus dijamin bisa tumbuh. Dari survei yang cocok Demak semua, kalau Semarang ada proyek pelabuhan, lokasi tanahnya areanya enggak ada,” tutupnya. (Lingkar Network | HMS – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version