BLORA, Lingkarjateng.id – Petani di Kecamatan Randublatung dan Kardenan Kabupaten Blora terpaksan menanam ulang hingga beralih menanam bawang merah akibat tanaman padi diserang hama sundep.
Seperti dialami, Mujoko, petani wrga Dukuh Bapangan, Desa Mendenrejo, Kecamatan Kradenan. Mujoko mengatakan pada masa tanam kali ini memilih menanam bawang merah ketimbang padi. Menurutnya risiko menanam padi lebih tinggi dibandingkan dengan bawang merah.
“Dari sisi hama saja, tikus itu tidak suka dengan brambang (bawang merah). Sehingga hama tikus pada tanaman ini dipastikan tidak ada,” ujarnya, Minggu, 28 April 2024.
Tanaman padi menurut Mujoko lebih rentan diserang penyakit atau hama seperti tikus, belalang, sundep, dan hama lainnya.
“Ini pengalaman saya pribadi, tidak bisa dibandingkan dengan petani lain, ya. Kalau di wilayah kami memang rentan, bisa jadi ditempat lain aman,” tuturnya.
Kemudian dari segi hasil, produksi padi dan bawang merah sangat jauh. Mujoko menjelaskan dalam skenario sama-sama berhasil panen, keuntungan menanam bawang merah bisa mencapai 10 kali lipat dari padi.
“Contohnya, jika padi mampu menghasilkan Rp20 juta, dengan luasan lahan yang sama, bawang merah bisa mencapai Rp200 juta,” terangnya.
Didaerahnya saja, sekarang sudah ada sekira 10 hektare lahan pertanian yang ditanami bawang merah.
“Saya sendiri menanam 4 hektare. Saat ini kami juga berusaha memberikan contoh kepada lingkungan, bahwa kita harus kreatif. Tidak menjadi petani konvensional yang hanya mengandalkan tanaman padi dan jagung saja,” pungkasnya. (Lingkar Network | Hanafi – Lingkarjateng.id)