Sosiodrama Meningkatkan Komunikasi Beretika Bukan Hanya Gaya

Sosiodrama Meningkatkan Komunikasi Beretika Bukan Hanya Gaya

Maulana Taufiqurrohman, S.Pd. Guru Bimbingan dan Konseling SMPN 3 Wanareja Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. (Istimewa/Lingkarjateng.id)

*OLEH: Maulana Taufiqurrohman, S.Pd. Guru Bimbingan dan Konseling SMPN 3 Wanareja Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah

KOMUNIKASI adalah sebuah kegiatan yang tidak akan terlepas dalam kehidupan manusia. Manusia merupakan makhluk sosial sehingga pasti membutuhkan interaksi dengan orang lain.

Tidak ada manusia yang terlepas dari komunikasi. Dengan komunikasi manusia bisa saling terhubung satu sama lain baik di keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Komunikasi adalah informasi yang disampaikan dari satu tempat lain dengan pemindahan informasi, ide, emosi, keterampilan dan lain-lain dengan menggunakan simbol seperti kata, figur dan grafik serta memberi, meyakinkan ucapoan dan tulisan. (Mufiz, 2005)

Seiring dengan kemajuan zaman, ada perubahan gaya berkomunikasi terutama pada anak usia remaja, banyak sekali anak remaja yang berkomunikasi menggunakan kata-kata tidak baku yang mereka anggap gaul, selain itu penggunaan kata-kata kasar ataupun jorok dianggap hal yang biasa dan justru mereka menganggap semakin dekatnya hubungan dengan orang lain penggunaan kata yang tidak pantas menunjukan kedekatakan mereka. Hal ini sudah pasti tidak sesuai dengan etika.

Ada dua pengertian etika: sebagai praktis dan sebagai refleksi. Sebagai praktis, etika berarti nilai- nilai dan norma- norma moral yang baik yang dipraktikkan atau justru tidak dipraktikkan, walaupun seharusnya dipraktikkan.

Etika sebagai praktis sama artinya dengan moral atau moralitas yaitu apa yang harus dilakukan, tidak boleh dilakukan, pantas dilakukan, dan sebgainya. Etika sebagai refleksi adalah pemikiran moral. (Bertenz, 2007)

Supaya remaja memahami pentingnya etika dalam berkomunikasi maka perlu pemberian pemahaman lebih dari sekolahnya. Salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh Guru Bimbigan konseling adalah dengan memberikan layanan bimbingan kelompok dengan Teknik sosiodrama.

Sosiodrama adalah suatu cara dalam bimbingan yang memberikan kesempatan pada murid-murid untuk mendramatisasikan sikap, tingkah laku, atau penghayatan seseorang seperti yang dilakukan dalam hubungan sosial sehari-hari di masyarakat. (Ahmadi, supriono, 2004).

Sosiodrama membantu anak untuk bermain peran terkait masalah etika dalam berkomunikasi, mereka diajak bermain drama dengan tema komunikasi yang tidak sesuai dengan etika. Setelah anak memainkan drama, anak diajak untuk merefleksi diri dan memahami perasaan mereka.

Guru BK memiliki tugas untuk menjelaskan drama yang akan diperankan, membuat anak mampu menghayati alur cerita, dan mengatur jalannya drama.

Hal ini bertujuan supaya sosidrama yang dimainkan mampu memberikan pemahaman kepada siswa bahwa komunikasi bukanlah sebuah gaya tapi juga beretika.

Daftar Pustaka  :

Exit mobile version