Lingkarjateng.id – Pelayanan publik pemerintah kerap mendapat kritikan masyarakat. Tak jarang pula pegawai pemerintahan yang tersandung masalah korupsi, kolusi, nepotisme dan hal-hal negatif lainnya. Kondisi tersebut menunjukkan adanya patologi atau penyakit birokrasi.
Penyakit birokrasi merupakan bentuk perilaku birokrasi yang menyimpang dari nilai-nilai etis, aturan dan ketentuan perundang-undangan serta norma-norma yang berlaku dalam birokrasi. Sebagaimana halnya penyakit klinis yang dapat menyebabkan penularan, penyakir birokrasi dapat mempengaruhi kinerja para birokrat baik secara langsung maupun tidak langsung.
Tak hanya soal korupsi, penyakit birokrasi dapat dilihat dari kinierja individu seorang birokrat atau pegawai pemerintah. Misalnya, dari aspek kedisiplinan, penampilan, hingga pegawai yang menyalahgunakan waktu dan fasilitas.
Di badan birokrasi ada pula penyakit kudis, asam urat, asma hingga kolesterol, yang ternyata merupakan akronim dari karakter yang melekat pada pegawai. Berikut daftar penyakit-penyakit birokrasi yang harus kamu ketahui:
NO | Penyakit Birokrasi | Akronim |
1 | AIDS | Alfa, izin, duka, sakit |
2 | BATUK | Banyak ngantuk |
3 | FLU | Facebook-an melulu |
4 | KURAP | Kurang rapi |
5 | KUDIS | Kurang disiplin |
6 | TBC | Tidak bisa computer |
7 | ASMA | Asal mengisi absen |
8 | KRAM | Kurang teampil |
9 | MALARIA | Makin lama makin ceria |
10 | KEJANG | Kerja jarang |
11 | KUTIL | Kurang teliti |
12 | SEMBELIT | Suka embel-embel dan berbelit-belit |
13 | ASAM URAT | Asal masuk biar keciprat |
14 | BISUL | Bikin surat ulang-ulang |
15 | RABIES | Rajin bikin espje siluman |
16 | MENCRET | Mencari reputasi |
17 | KOLESTEROL | Kerja ora, tetep payroll |
18 | SIPILIS | Suka perdin lantaran ingin eksis |
19 | CORONA | Cari objekan karena non aktif |
20 | MAGH | Makan gaji haram |
21 | JANTUNGAN | Juragan tanda tangan |
22 | PANU | Pergi asal nganu |
23 | PUCAT PASI | Pulang cepat padahal masih pagi |
24 | MUNTABER | Mundur tanpa berita |
Agar penyakit birokrasi ini tidak semakin kronis maka harus segera diobati agar terwujud tata kelola pemerintahan yang bersih dan akuntabel, efektif dan efisien, serta mampu memberikan pelayanan publik yang berkualitas.
Langkah yang bisa dilakukan untuk mengobati penyakit birokrasi seperti yang disampaikan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) misalnya memperbaiki manajemen kerja, pembangunan unit kerja menuju wilayah bebas korupsi, penyederhanaan organisasi pemerintahan, mempercepat penerapan sistem pemerintahan berbasis e-government, meningkatkan kapasitas pegawai, dan mempercepat peningkatan kualitas publik.
Nah, demikian daftar penyakit birokrasi yang mungkin ditemui dalam badan pelayanan publik.Tidak hanya di birokrasi pemerintahan, mungkin di sekitar kamu juga menemui orang-orang dengan definisi penyakit birokrasi di atas. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)