*Oleh: Suripah, S.Pd., Guru TK Sedyomulyo, Desa Bakaran Kulon, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati.
KETERAMPILAN membaca permulaan memegang peranan penting dalam aktivitas komunikasi tertulis. Aktivitas membaca permulaan menjadi bagian dari kebutuhan aktivitas keseharian kita. Aktivitas membaca permulaan dilakukan untuk berbagai keperluan, mulai sekedar untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan perolehan informasi secara umum, untuk kepentingan liburan, untuk perolehan informasi secara khusus, hingga untuk kepentingan studi dan pendalaman bacaan populer seperti tulisan-tulisan pada koran, surat kabar, dan majalah hiburan, karya-karya fiksi seperti novel, cerpen dan tulisan-tulisan keilmuan untuk disiplin-disiplin ilmu tertentu seperti yang kita dapatkan pada jurnal-jurnal ilmiah, buku-buku teks, dan karya publikasi ilmiah lainnya.
Taman Kanak-kanak yang selanjutnya disingkat TK adalah salah satu bentuk satuan PAUD pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak berusia 4 (tahun) sampai dengan 6 tahun dengan prioritas usia 5 (lima) dan 6 (enam) tahun. (Permendikbud Nomor 84 tahun 2014 , tentang Pendirian Satuan PAUD). Untuk itu sebagai seorang guru di Taman Kanak-Kanak kita selalu kreatif dan inovatif mencari dan memilih metode dan media belajar yang tepat untuk peserta didiknya, harus menarik dan menyenangkan. Untuk mengenalkan lambang-lambang bunyi bahasa (huruf dan kata) memilih menggunakan “Kartu Kata” yang disertai gambar-gambar.
“Kartu Kata” ini dibuat dengan memanfaatkan kardus bekas susu atau kardus-kardus yang lainnya, yang dikemas dan dijasikan semanis mungkin. Sehingga dengan menggunakan “Kartu Kata” saya harapkan peserta didik kami akan lebih tertarik mengenal dan memahami huruf dan kata, sebagai tahap awal untuk belajar membaca, sehingga kemampuan peserta didik untuk membaca dapat lebih ditingkatkan.
Permainan Kartu Kata adalah metode dan media belajar yang disajikan oleh guru dalam bentuk permainan yang sangat menarik dan menyenangkan bagi peserta didik. Permainan ini dibuat dari perlatan sederhana yang banyak ditemukan di sekitar kita, berupa kertas kardus bekas, dan gambar-gambar benda disesuaikan dengan tema pada saat pembelajaran.
Jadi, pembelajaran di Taman Kanak-Kanak adalah kegiatan belajar mengajar yang dirancang oleh guru secara terencana, terprogram dan sistematis dengan memperhatikan karakteristik peserta didik yang ada dalam masa bermain. Pembelajaran bersifat aktif, kreatif, menyenangkan dan bermakna dengan prinsip “Belajar sambil Bermain dan Bermain sambil Belajar”
Dalam pengembangan kemampuan mengenal kata di TK, terdapat beberapa pendekatan dalam permainan mengenal kata, antara lain : (http://permainan mengenal kata net/pendekatan-permainan-mengenal kata) 1) Pendekatan Metode Sintesa (Montessori) Menurut metode sintesa (montessori) bahwa unsur kata akan mempunyai makna jika unsur tersebut bertalian atau berhubungan dengan unsur yang lain bentuk suatu arti. 2) Pendekatan Metode Global (Decroly) Menurut metode global (Declory) bahwa kedudukan setiap unsur kata akan berarti jika memiliki kedudukan fungsional dalam suatu kalimat misalnya unsur “a” hanya akan bermakna jika “a”ini fungsional dalam satu kalimat “ayam berlari”. Atas dasar ini Decroly memperkenalkan membaca permulaan anak dimulai dengan memperkenalkan kalimat yaitu kalimat perintah. Permainan membaca Decroly dapat dilakuka dengan menggunakan kartu kalimat,kartu kata l, pecahan suku kata, kartu huruf dan dengan menggunakan papan planel, karton yang dapat ditempelkan, dan lain-lain.
Kemampuan anak dalam membaca permulaan siklus I adalah 16% atau dari 4 anak dapat berkembang sangat pesat, 50% atau dari 12 anak berkembang sesuai harapan, 7 anak baru mulai berkembang atau 30% dan dari 1 anak belum berkembang kemampuan membaca permulaannya. Rata-rata hasil observasi terhadap anak pada siklus I adalah 63,6%, dan kemampuan anak dalam membaca permulaan pada siklus II adalah 25% atau dari 6 anak dapat berkembang sangat pesat, 59% atau 14 anak berkembang sesuai harapan, 4 anak baru mulai berkembang atau 16% dan tidak ada anak yang belum berkembang kemampuan membaca permulaannya. Rata-rata hasil observasi terhadap anak pada siklus II adalah 83,5%. Skor rata-rata tersebut sudah memenuhi standar keberhasilan. Hasil ini menunjukkan pelaksanaan tindakan melalui media kartu kata dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan.