Oleh: Misbahul Munir, S.Pd., guru SDN 02 Cibuyur, Kabupaten Pemalang.
DUNIA pendidikan saat ini dituntut untuk dikembangkanya pendekatan pembelajaran sesuai dengan dinamika pendidikan negara kita, yang berakar pada UUD 45 dan UU no. 20 Tahun 2003 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan zaman dan sesuai dengan perkembangan IPTEK. Pendidikan selalu menjadi sorotan banyak orang, tidak hanya dari pemegang kebijakan tetapi juga pengguna (siswa).
Sebagai tenaga pendidik, tentu setiap guru berharap siswa-siswanya mampu mencapai hasil belajar yang optimal. Akan tetapi, pada kenyataannya banyak siswa yang berpendapat bahwa materi pelajaran yang disampaikan guru sulit untuk dipahami. Sehingga mengurangi pertisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dalam kelas. Akhirnya kegiatan pembelajaran yang berlangsung dalam kelas menjadi kurang kondusif dan cenderung membosankan, sehingga berimbas kepada hasil belajar siswa yang tidak sesuai harapan. Padahal, peningkatan hasil belajar berarti pula peningkatan sumber daya manusia. Untuk dapat meningkatkan sumber daya manusia, peran IPAS sangatlah diperlukan karena IPAS merupakan dasar dari teknologi.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) merupakan salah satu pembelajaran wajib yang diajarkan semenjak siswa mengenyam pendidikan di bangku sekolah dasar sampai sekolah menengah atas. IPAS merupakan cabang ilmu yang menuntun seseorang untuk mencari tahu tentang alam dengan kaidah-kaidah tertentu, melalui proses penemuan. Oleh karena itu, pembelajaran IPAS seharusnya dapat dilakukan dengan cara-cara yang baik dan tepat. Dengan demikian siswa dapat memiliki pengalaman bagaimana menemukan suatu konsep. Bila hal tersebut dilakukan, maka akan menstimulus perkembangan keterampilan berpikir siswa. Salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
PBL merupakan suatu model pembelajaran yang titik tolak utamanya adalah masalah dan cara penyelesaiannya. Model pembelajaran ini menekankan pada pemecahan masalah yang diberikan guru berdasarkan informasi yang siswa miliki khususnya untuk pembelajaran IPAS dimana pembelajaran IPAS menuntut suatu keterampilan proses siswa untuk memahami secara detail karena pembelajaran IPAS adalah suatu pembelajaran yang mengkaitkan antara lingkungan sekitar siswa dengan materi yang ada. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dibahas model pembelajaran problem based learning pada pembelajaran IPAS untuk mengembangkan keterampilan berpikir siswa karena mereka dilibatkan secara langsung dalam pembealajaran di dalam kelas. Dalam hal ini meliputi apa dan mengapa PBL, bagaimana mendesain, menfasilitasi dan menerapkan PBL dalam pembelajaran IPAS untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SDN 02 Cibuyur materi bagian tubuh tumbuhan: bentuk daun berdasarkan jenis tulang daunnya.
PBL adalah suatu pendekatan yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan yang esensial dari mata pelajaran. PBL memiliki gagasan bahwa pembelajaran dapat dicapai jika kegiatan pendidikan dipusatkan pada tugas-tugas atau permasalahan yang autentik, relevan dan dipresentasikan dalam suatu konteks. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dinyatakan bahwa PBL merupakan sebuah model pembelajaran alternatif yang dapat diterapkan oleh para pendidik. Guru perlu mengembangkan lingkungan kelas yang memungkinkan pertukaran ide secara terbuka sehingga pembelajaran ini menekankan siswa dalam berkomunikasi dengan teman sebayanya maupun dengan lingkungan belajar siswa, sehingga membantu siswa menjadi lebih mandiri dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan fakta.
Trianto menyatakan bahwa tujuan PBL yaitu membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi masalah, belajar peranan orang dewasa yang autentik dan menjadi pembelajar yang mandiri(Trianto:2010).
Penerapan pembelajaran inovatif IPAS kelas 4 SDN 02 Cibuyur tentang bagian tubuh tumbuhan: bentuk daun berdasarkan jenis tulang daunnya dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL). Hasil belajar siswa dapat diketahui dari sebelum diadakan tindakan hanya sedikit siswa yang mendapatkan hasil belajar diatas nilai KKM. Hal ini disebabkan setiap anak yang memiliki angapan bahwa pelajaran IPAS itu sulit untuk dipelajari, karena siswa mempelajari konsep-konsep yang abstrak dan banyak hafalan. Sehingga hasil yang diperoleh kurang maksimal dan nilai dibawah KKM. Kemampuan pemahaman siswa mulai meningkat pada saat guru merubah desain pembelajaran menjadi student center, yakni pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pembelajaran yang dirancang dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam IPAS materi bagian tubuh tumbuhan: bentuk daun berdasarkan jenis tulang daunnya.
Tindak belajar yang dilakukan siswa pada setiap pertemuan mengalami perubahan ke arah yang lebih baik, siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan tidak merasa bosan selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam menggunakan model tersebut siswa dibentuk menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang. Media yang digunakan adalah gambar dan berbagai macam bentuk daun yang akan digunakan siswa untuk praktikum bersama kelompoknya. Selain itu guru juga menyiapkan langkah kerja beserta LKS yang berisikan sejumlah masalah dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab. Setelah selesai setiap kelompok diminta untuk presentasi secara bergantian, dan kelompok lainnya menyimak.
Melalui pembelajaran problem based learning ini menjadikan siswa lebih berpartisipasi aktif memecahkan kesulitan yang dialami siswa selama proses belajar IPAS di kelas. Dalam pembelajaran IPAS materi mengubah bentuk energi guru menerapkan model pembelajaran problem based learning dengan tepat dan benar sehingga hasil belajar akan meningkat. Dari pembahasan di atas menunjukkan bahwa indikator keberhasilan tercapai, adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran dikelas dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning materi bagian tubuh tumbuhan: bentuk daun berdasarkan jenis tulang daunnyapada siswa kelas IV SDN 02 Cibuyur.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan di SDN 02 Cibuyur pembelajaran dengan menggunakan model PBL berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan. Yakni meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bagian tubuh tumbuhan: bentuk daun berdasarkan jenis tulang daunnya yang semula banyak yang nilainya belum sesuai harapan. Meski terdapat beberapa kendala, akan tetapi tingkat partisipasi siswa dalam kelas cenderung naik sehingga berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa hendaknya guru senantiasa melakukan evaluasi dalam penyampaiannya apakah hal tersebut sudah dirasa efektif atau belum. Oleh karena itu guru senantiasa perlu melakukan pengembangan pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan ide-ide kreatif dan inovatifnya agar suasan kelas menjadi tetap aktif. Sehingga akan berdampak pada keseriusan belajar
Penggunaan model PBL dalam pembelajaran IPAS seperti yang telah diuraikan di atas, hendaknya dijadikan sebagai alternatif guru dalam meningkatkan hasil belajar khususnya mata pelajaran IPAS. Guru hendaknya dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, pembelajaran secara langsung sesuai dengan prinsip PBL. Sedangkan saran untuk siswa adalah hendaknya dapat mengikuti pembelajaran secara aktif dan kreatif agar hasil belajar yang dicapai sesuai dengan kemampuannya secara maksimal, dan saran untuk sekolah yaitu diharapkan pihak sekolah memberikan fasilitas sarana dan prasarana yang memadahi agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sehingga tujuan belajar akan tercapai dengan baik.