Model Pembelajaran Discovery Learning dengan Bantuan Media Konkret untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

POTRET: Guru IPA SMP Negeri 1 Patimuan, Cilacap, Jawa Tengah, Elieyana Pebvietasari, S.Pd. (Istimewa/Lingkarjateng.id)

POTRET: Guru IPA SMP Negeri 1 Patimuan, Cilacap, Jawa Tengah, Elieyana Pebvietasari, S.Pd. (Istimewa/Lingkarjateng.id)

*Oleh: Elieyana Pebvietasari, S.Pd. Guru IPA SMP Negeri 1 Patimuan, Kabupaten Cilacap,  Jawa Tengah.

KONDISI yang menjadi latar belakang penulis membuat artikel ini adalah siswa kelas VIII H tahun ajaran 2022/2023 cenderung merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam ). Siswa pasif dan diam dalam mengikuti proses pembelajaran. Ketika melakukan diskusi, sebagian siswa bermain dan tidak mengerjakan tugas yang diberikan. Siswa juga masih malu dalam mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan. Sikap Pasif siswa di dalam proses pembelajaran menyebabkan rendahnya pemahaman siswa terkait materi IPA yang sedang diajarkan. Hal ini berdampak pada rendahnya hasil belajar IPA. Rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas VIII H terlihat pada hasil PTS (Penilaian Tengah Semester) 1 tahun ajaran 2022/2023. Hasil PTS 1 mapel IPA siswa kelas VIII H berada dibawah KKM atau dibawah nilai 75.

Keadaan yang demikian menurut kajian literatur terhadap jurnal maupun buku-buku penunjang proses pembelajaran serta berdasarkan hasil wawancara dengan pakar, guru senior, teman sejawat terjadi karena model pembelajaran yang digunakan masih berpusat kepada guru. Guru belum bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Guru hanya bertugas memberikan materi kepada siswa dan siswa mencatat materi yang diberikan oleh guru tanpa melibatkan siswa. Guru mendominasi jalannya proses pembelajaran. Kegiatan menemukan sebuah konsep kemudian mengkonstruk pengetahuan tidak terjadi di dalam proses pembelajaran tersebut. Keadaan demikian menyebabkan pengetahuan yang diperoleh oleh siswa hanya bertahan sebentar saja di ingatan mereka. Sehingga ketika siswa dihadapkan pada ujian maupun ulangan harian, siswa tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan benar.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk menyelesaikan keadaan siswa di atas, salah satunya adalah model pembelajaran Discovery Learning. Model pembelajaran Discovery learning dapat dipadukan dengan media konkret berupa alat-alat yang berada di sekitar siswa. Model pembelajaran Discovery learning yang dipadukan dengan media konkret dapat memberikan pengalaman secara langsung kepada siswa untuk menemukan sebuah konsep dengan memanfaatkan benda-benda yang ada di lingkungan sekitar siswa. Maharani & Hardini (2017) menjelaskan media konkret dapat dipadukan dengan penerapan model pembelajaran Discovery learning guna meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas, tantangan yang dihadapi selanjutnya adalah mengembangkan perangkat pembelajaran dan menerapkan pembelajaran yang inovatif model Discovery Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran antara lain melakukan kajian literatur terhadap jurnal maupun buku. Selanjutnya melakukan wawancara terkait model pembelajaran yang inovatif. Kemudian melakukan penerapan perangkat pembelajaran pada siswa. Selama proses pembelajaran, data hasil belajar siswa dikumpulkan. Setelah data terkumpul selanjutnya melakukan analisis data.

Dampak dari pengimplementasian Model pembelajaran Discovery Learning berbantuan media konkret pada materi zat Aditif yang dilakukan pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 yaitu hasil yang dirasakan sangat positif. Perubahan model pembelajaran yang sebelumnya berpusat kepada guru menjadi berpusat kepada siswa mempunyai andil yang besar di dalam proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran Discovery learning,  siswa menunjukkan keaktifan di dalam proses pembelajaran IPA. Keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran terdiri dari siswa mulai terbiasa untuk melakukan presentasi di depan kelas. Siswa juga mulai terbiasa untuk mengajukan pertanyaan maupun menanggapi sebuah pernyataan tentang materi IPA. Selain itu, siswa mulai terbiasa untuk saling berkolaborasi di dalam kelompok untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru. Dampak dari siswa yang aktif menyebabkan siswa lebih memahami materi pelajaran IPA. Ketika pemahaman siswa menjadi lebih baik maka rata-rata hasil belajar pengetahuan siswa berdasarkan hasil pretest dan posttest mengalami peningkatan.

Siswa yang tuntas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) ketika melakukan pretest adalah 0 siswa dari 32 siswa. Sedangkan siswa yang tuntas KKM ketika melakukan posttest adalah 27 siswa dan 5 siswa tidak mencapai ketuntasan. Selanjutnya berdasarkan uji Gain terhadap rata-rata nilai pretest dan posttest diperoleh gain sebesar 78% atau 7,8 yang menunjukkan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan Model pembelajaran Discovery Learning berbantuan media konkret pada materi Zat Aditif efektif dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa.

Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah model pembalaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Kemudian siswa merasa antusias dan termotivasi belajar di dalam proses pembelajaran yang berpusat kepada siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Kusrini, K., Supriyadi, S., Bahri, S., Palittin, I. D., Rahayu, M., Silubun, H. A., & Loupatty, M. (2018). Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning Berbantuan Media Powerpoint untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik. Musamus Journal of Science Education1(1), 027–032.

Saad, A. A. (2021). Perbandingan Media Powerpoint dan Media Gambar pada Pembelajaran Discovery Learning terhadap Peningkatan Hasil Belajar IPA. Quantum: Jurnal Inovasi Pendidikan Sains12(2), 160.

Exit mobile version