SEMARANG, Lingkarjateng.id – Sebagai seorang wanita, Padmasari Mestikajati tentu risi dengan polemik kekerasan seksual yang tak berkesudahan. Sadar dengan amanah yang diembannya sebagai wakil rakyat, anggota Komisi C DPRD Provinsi Jawa Tengah sekaligus Ketua Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) Jawa Tengah ini pun sangat vokal dalam menentang segala bentuk kekerasan seksual.
Padmasari Mestikaji mengaku, ia kerap terluka setiap mendengar berita tentang kekerasan seksual. “Karenanya saya mengusulkan untuk RUU PKS segera disahkan. Saya mewakili teman-teman perempuan di Jawa Tengah, terutama melalui KPPG berharap, semoga segera disahkan untuk melindungi para perempuan dan para korban,” tuturnya, Rabu (22/12).
Wanita yang tengah menyelesaikan studi Doktor Ilmu Sosial di Universitas Diponegoro (Undip) ini juga dikenal sebagai sosok yang rajin blusukan guna menyerap aspirasi masyarakat.
Mengenal Saiful Hidayat, Kabid Tenaga Kerja DPMPTSP-Naker Rembang yang Ramah dan Santun
Padmasari tertarik untuk terjun ke dunia politik sejak Sekolah Menangah Pertama (SMP). Adalah sang ayah, Bambang Sadono, yang juga politisi senior yang menjadi inspirasi baginya. Terlebih, salah satu kutipan dari Wakil Presiden pertama RI, Bung Hatta juga juga menjadi pemantik tersendiri baginya.
“Bung Hatta pernah mengatakan, siapa yang yang mendidik satu laki-laki berarti telah mendidik satu manusia, sedangkan siapa yang mendidik satu perempuan berarti sedang mendidik satu generasi. Itu yang menjadi kekuatan saya untuk lebih fokus memberdayakan teman-teman, (khususnya) kaum perempuan,” paparnya.
Selain itu, lanjut Padmasari, dengan terjun langsung ke dunia politik, ia merasa akan lebih bermanfaat untuk banyak khalayak. Kendati demikian, jabatannya saat ini juga tak lantas membuatnya jemawa. Ia merasa masih butuh banyak belajar.
“Masih harus banyak yang dilakukan untuk meningkatkan potensi yang ada di diri saya untuk kemudian mengabdi kepada masyarakat,” akunya.
Kesuksesannya saat ini, lanjut Padmasari, juga tak lepas dari peran keluarga. Menurutnya, keluarga memiliki peran penting dalam rekam jejak Padmasari hingga hari ini. “Tanpa dukungan keluarga, tanpa suami yang mengizinkan saya bepergian di luar rumah dengan jadwal padat, kemudian tanpa anak-anak yang begitu baik karena mau memahami bahwa ibunya pengabdi masyarakat, saya bukanlah apa-apa,” pungkasnya. (Lingkar Network | Koran Lingkar Jateng)