Lingkarjateng.id – Keluarga Martak memang telah banyak berjasa pada saat awal kemerdekaan. Ucapan terima kasih telah disampaikan secara resmi oleh Pemerintah Indonesia secara tertulis yaitu pada tanggal 14 Agustus 1950 untuk keluarga keturunan Arab tersebut.
Surat tersebut ditandatangani oleh Ir. Mananti Sitompoel sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Perhubungan Indonesia mewakili Pemerintah Indonesia.
Dalam surat tersebut dijelaskan pula bahwa Keluarga Martak menghibahkan rumah di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 dan beberapa gedung lain di Jakarta dalam rangka mendukung kemerdekaan dan perkembangan Negara Republik Indonesia.
Nah, rumah di jalan Pegangsaan Timur No. 56 tersebut dijadikan sebagai rumah juang untuk Kemerdekaan RI. Ada sumber yang mengatakan, jika rumah tersebut diuangkan dengan nilai sekarang, mungkin rumah tersebut seharga Rp 10 miliar.
Mengenal Sosok Yusuf Martak
Lalu, siapakah keturunan Martak yang masih hidup sampai sekarang? Seorang bernama Yusuf Martak sempat viral di media. Yusuf Martak merupakan Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, maka sosok Yusuf merupakan salah satu keturunan keluarga Martak.
Ustadz Yusuf Muhammad Martak merupakan putra dari Muhammad Martak. Muhammad Martak sendiri adalah kakak dari Faradj bin Said bin Awadh Martak. Meski bukan merupakan keturunan langsung dari Faradj bin Said bin Awadh Martak namun darah keluarga Martak masih mengalir pada dirinya.
Kehadiran Yusuf Muhammad Martak di blantika pergerakan nasional bukanlah a-historis (berlawanan dengan sejarah). Ia bukan manusia yang memanfaatkan nama besar keluarga untuk kepentingan pribadi, namun ia merasa terpanggil agar terus berkontribusi untuk Negara.
Yusuf mempunyai prinsip apa yang bisa kami berikan untuk Republik ini, bukan apa yang bisa kami ambil dari Republik ini. Inilah prinsip nasionalisme Islamis yang sedang dikembangkan olehnya.
Jasa-Jasa Keluarga Martak (Faradj Martak)
Ternyata, jasa keluarga Martak bagi kemerdekaan RI tidak hanya terkait dengan rumah di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56. Berdasarkan dari beberapa sumber yang dirangkum, ada salah satu keluarga Martak yaitu Faradj bin Said bin Awadh Martak, yang kerap dipanggil Faradj Martak merupakan seorang pengusaha besar di masa itu dan mempunyai aset serta kekayaan yang tak sedikit.
Faradj Martak inilah yang membeli beberapa gedung ditujukan untuk mendukung berlangsungnya Pemerintahan Indonesia pasca Proklamasi Kemerdekaan.
Pasalnya, anak sulung Faradj yang bernama Ali bin Faradj Martak merupakan teman baik dari Bung Karno. Kedekatan Bung Karno dan Ali dibuktikan dengan seringnya Bung Karno mengunjungi Ali di kediamannya di Bogor. Bahkan, Bung Karno juga memberikan nama bagi salah satu putri dari Ali.
Faradj Martak jugalah yang setiap bulannya rutin memberikan satu kardus madu Sidr Bahiyah untuk Bung Karno agar penyakitnya bisa segera pulih dan melanjutkan perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.
Dahulu, ia datang ke Indonesia sekitar tahun 1940 dengan tujuan berdagang. Keluarga Martak bersama keluarga Badjened mendirikan salah satu konglomerasi di Indonesia bernama N.V. Algemeene Import Export en Handel Martak Badjened. Nah, perusahaan ini dipimpin langsung oleh Faradj Martak.
Itulah sedikit rangkuman tentang Keluarga Martak, di mana keluarga keturunan Arab ini punya banyak kontribusi bagi Kemerdekaan Republik Indonesia. (Lingkar Network – Lingkarjateng.id)