Menanyakan Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh

POTRET: Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 35 Purworejo, Kabupaten Purworejo, Fitria Damayanti, S.Pd. (Istimewa/Lingkarjateng.id)

POTRET: Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 35 Purworejo, Kabupaten Purworejo, Fitria Damayanti, S.Pd. (Istimewa/Lingkarjateng.id)

*Oleh: Fitria Damayanti, S.Pd., Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 35 Purworejo, Kabupaten Purworejo

PANDEMI Covid-19 nyaris satu tahun melanda Indonesia. Pandemi Covid-19 mengubah banyak aspek pada sistem kehidupan, tak terkecuali di dunia pendidikan. Bukan hanya siswa, orang tua juga mengeluhkan kerepotannya ketika membimbing anaknya belajar di rumah. Keluhan tersebut antara lain tugas sekolah yang menumpuk, beban kuota internet, dan keterbatasan memanfaatkan piranti digital.

Belum sampai di situ saja, orang tua juga mengeluhkan anaknya menjadi kecanduan game. Orang tua bahkan mengeluhkan anaknya yang kurang paham dengan mata pelajaran yang diajarkan guru. Kasus seperti itu justru membuat bahan postingan di media sosial, bahwa pembelajaran jarak jauh melonggarkan tugas guru. Guru dianggap tidak perlu mengajar dan hanya memberikan tugas saja ke siswa, apalagi ditambah dengan kebijakan work from home (WFH). Apakah itu benar? 

Mari kita lihat fakta yang sesungguhnya, saya tergolong guru pemula di SMP. Komentar dan argumen yang dilontarkan tadi. Hanya untuk menjadi seorang guru, kamu membutuhkan setidaknya gelar sarjana. Guru juga dituntut untuk mengikuti pendidikan profesi yang jelas itu akan menambah ilmu pada bidangnya. Pengalaman yang saya alami selama ini ketika pembelajaran jarak jauh kami sebagai guru harus tetap datang ke sekolah untuk mempersiapkan pembelajaran. Tugas kami masih sama, membuat rencana pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran, materi pembelajaran, dan juga menilai proses belajar siswa. Belum juga kami harus membuat konten video pembelajaran agar siswa dapat lebih paham dengan mari yang disampaikan. Guru seakan berubah menjadi super sibuk karena secara cepat harus beradaptasi untuk menjadi content creator dadakan. Guru dituntut melek teknologi untuk menyesuaikan kebutuhan belajar siswa saat ini.

Lalu bagaimana upaya untuk mengefektifkan pembelajaran jarak jauh?    

Seperti dikutip pada (Sarwa, 2021:7-8) menyebutkan bahwa proses pembelajaran idealnya melibatkan guru, siswa, dan orang tua. Untuk memanusiakan hubungan, hal yang bisa dilakukan antara guru dan orang tua adalah berdiskusi tentang cara belajar siswa, kebiasaan siswa di rumah, perkembangan dan proses belajar siswa, latar belakang keluarga siswa, dan pekerjaan orang tua siswa. Selain itu, hal yang bisa diupayakan oleh orang tua adalah sebagai berikut.

1.Mengecek Tugas yang Diberikan Oleh Guru

Orang tua juga hendaknya mengecek tugas yang diberikan guru saat PJJ. Khususnya jika anak-anak menggunakan gawai orangtua saat mengikuti pembelajaran jarak jauh. Ada beberapa media yang umumnya digunakan oleh guru saat PJJ seperti WhatsApp grup dan Google Classroom. Orangtua harus mengetahui jadwal pelajaran anak setiap harinya. Perhatikan materi apa yang diberikan oleh guru, apakah ada tugas yang diberikan oleh guru. Banyak kasus yang terjadi, orangtua tidak memperhatikan notifikasi dari guru, dengan alasan kesibukan. Akibatnya anak-anak tidak mengerjakan tugas, dengan alasan tidak mengetahui adanya tugas yang diberikan oleh guru.

2. Memastikan Anak Mengerjakan Tugas dari Guru

Ketika orangtua sudah memastikan ada atau tidaknya tugas yang diberikan oleh guru, selanjutnya jangan sampai anak-anak tidak mengerjakan tugas sama sekali. Banyak terjadi di sekitar kita, anak-anak yang tidak mengerjakan tugasnya, karena kesibukan orangtua sehingga tidak bisa mengawasi. Tidak semua anak bisa mandiri mengerjakan tugas sekolahnya. Bahkan anak SMP pun, masih banyak yang membutuhkan bimbingan orangtua saat mengerjakan tugas dari guru. Jika ingin PJJ berhasil, orangtua tidak boleh abai terhadap tugas anak.

3. Melakukan Komunikasi dengan Guru

Saat pembelajaran jarak jauh seringkali terjadi miskomunikasi dengan guru. Oleh karena pesan teks yang disampaikan lewat chat, terkadang terlewat oleh orangtua. Bisa juga terjadi salah paham akan suatu berita. Jika hal ini terjadi, sebaiknya orangtua dan guru bertemu dahulu. Jangan langsung emosi dan akhirnya mengeluarkan kata-kata yang akan disesalkan di kemudian hari. Kedua belah pihak harus merendahkan ego, dan saling memahami kesulitan yang terjadi. Program pembelajaran jarak jauh ini, masih terbilang baru bagi kita, sehingga semua pihak harus menyesuaikan diri dengan baik.

Hubungan yang harmonis harus tercipta antara guru, orang tua, dan siswa sehingga keefektifan pembelajaran jarak jauh dapat dicapai.

Daftar Pustaka

Sarwa. 2021. Pembelajaran Jarak Jauh: Konsep, Masalah, dan Solusi. Indramayu: Penerbit Adab

Exit mobile version