REMBANG, Lingkarjateng.id – Salah satu putra daerah Kabupaten Rembang mengukir sejarah membanggakan. Adalah KH. Yahya Cholil Staquf, putra daerah Rembang yang kini dipercaya sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Ketum PBNU).
Putra pertama dari pasangan KH. Muhammad Cholil Bisri dan Nyai Hj. Muchsinah Cholil ini resmi terpilih sebagai Ketum PBNU masa khidmat 2021-2026 dalam Muktamar ke-34 NU di Bandar Lampung.
Sosok Gus Yahya, sapaan dari KH. Yahya Cholil Staquf di mata adiknya, Mochammad Hanies Cholil Barro yang saat ini menjabat sebagai Wakil Bupati Rembang, merupakan sosok yang sederhana, kalem, tetapi tegas. Jika memiliki keinginan atau cita-cita, maka sekuat tenaga akan diperjuangkan.
Terpilih sebagai Ketum PBNU 2021-2021, Gus Yahya Ingin Menghidupkan Gus Dur
Menurut Gus Hanies (sapaan Wakil Bupati Rembang), Gus Yahya merupakan sulung dari delapan bersaudara. Sebagai anak pertama, ia pun merangkap peran seorang abah sekaligus guru usai ayahanda mereka wafat tahun 2004 lalu.
“Sebagai anak mbarep, otomatis saat itu adik-adiknya belum mentas, termasuk saya. Jadi, beliau bagaikan pengganti sosok ayah dan guru bagi saya. Saat beliau ngisi ngaji di pondok, saya juga ikut ngajinya beliau,” terangnya.
Wabup Hanies menuturkan, sang kakak yang lahir pada 15 Februari 1966 itu pernah sekolah di SDN 4 Kutoharjo dan SMPN 2 Rembang. Setelah itu mondok di Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta sampai lulus SMA. Kemudian kuliah di Universitas Gajah Mada dan juga pernah menuntut ilmu di Mekkah.
Dua Kandidat Mencuat dalam Muktamar ke-34 PBNU
Dikatakan Wabup Rembang, kakaknya juga pernah menjabat juru bicara Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid itu. Gus Yahya mulai aktif di kepengurusan NU sejak Gus Dur menjadi Ketua Umum PBNU sekitar tahun 1990-an.
Wabup Hanies dan keluarga ikut senang karena keinginan sang kakak untuk menjadi pemimpin dari organisasi Islam terbesar di Indonesia telah terwujud. Menurutnya, Gus Yahya ingin membawa NU melakukan konsolidasi total.
“Karena sudah saatnya NU untuk lebih mendunia. Jelang tahun 2026 tepat satu abad NU. Menurut beliau momentumnya, kalau bukan dia sebagai lokomotifnya, kalau bukan dia pucuk pimpinannya, ya cukup sulit. Dan Alhamdulillah saat muktamar banyak yang sepakat dan bersedia bekerja sama,” ungkapnya.
Kini keluarga besar berdoa semoga kakak yang sempat menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Joko Widodo pada periode pertama itu selalu diberikan kesehatan dan kelancaran oleh Allah SWT untuk menjalankan amanah yang diembannya. Sehingga apa yang dicita-citakannya bisa terwujud. (Lingkar Network | Koran Lingkar Jateng)