Beras Analog, Alternatif Pengganti Beras Padi yang Sehat

Beras Analog, Alternatif Pengganti Beras Padi yang Sehat

ILUSTRASI: Beras Analog. (Instagram @songgajah/Lingkarjateng.id)

Lingkarjateng.id – Istilah beras analog mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang. Beras analog merupakan pangan alternatif pengganti beras padi yang biasa kita konsumsi sehari-hari. Beras analog juga bisa menjadi solusi masalah masyarakat Indonesia yang ketergantungan dengan beras.

Sebanyak 95-98 persen dari jumlah penduduk Indonesia mengonsumsi beras sebagai bahan makanan pokok. Indonesia kaya akan sumber karbohidrat selain beras, tetapi masyarakat Indonesia masih sangat bergantung pada beras.

Lalu, dengan maraknya pemberitaan tentang krisis pangan global, apakah beras analog bisa menjadi salah satu solusi diversifikasi pangan?.

Diversifikasi pangan, bertujuan untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional dan sebagai upaya penyediaan pangan pokok dari tahun ke tahun. Ketersediaan lahan untuk produksi beras padi semakin tidak mampu memenuhi jumlah kebutuhan, dikarenakan lahan pertanian semakin berkurang karena alih fungsi menjadi pemukiman dan industri.

Apa itu Beras Analog?

Menurut Dosen Bioteknologi Institut Teknologi Bisnis dan Kesehatan Muhammadiyah Tulungagung, Mina Sakinati, beras analog adalah beras pengganti yang terbuat dari bahan non padi, dapat dibuat dengan memanfaatkan bahan pangan yang tumbuh melimpah di Indonesia seperti jagung, kedelai, bekatul, umbi-umbian, dan sorgum.

Beras analog ini berbentuk seperti beras dan dapat dimasak serta dikonsumsi seperti beras padi. Jadi, beras analog itu beras tiruan atau produk olahan berbentuk seperti butiran beras, tetapi sebagian atau seluruhnya terbuat dari bahan pangan non beras.

Beberapa contoh bahan baku beras analog yaitu:

  1. Campuran jagung kuning, bekatul, sagu, dan kedelai.
  2. Campuran singkong, ampas kelapa, dan sagu.
  3. Campuran sorgum, mocaf, jagung, dan sagu.
  4. Campuran jagung putih, kedelai, sorgum, dan sagu.
  5. Campuran jagung, sorgum, dan sagu aren.

Nah, sekarang kamu sudah mengetahui pengertian beras analog. Beras analog itu punya beberapa keunggulan, lho. Apa saja?

Keunggulan Beras Analog

Beberapa keunggulan dari beras analog antara lain:

  1. Menjadi alternatif makanan pokok.
  2. Komposisi gizi dapat didesain menggunakan berbagai bahan baku.
  3. Nilai indeks glikemik (zat karbohidrat dalam gula darah) yang rendah.
  4. Lebih menyehatkan bagi penderita diabetes dan sangat cocok untuk diet.
  5. Menggunakan bahan baku lokal.
  6. Mendukung keragaman sumber gizi bagi masyarakat.
  7. Mengandung serat pangan dan total fenol yang tinggi.

Cara Membuat Beras Analog

Proses pembuatan beras analog terdiri dari persiapan bahan, pencampuran, ekstrusi, dan pengeringan. Umumnya, beras analog dapat diperoleh dengan menggunakan metode granulasi atau ekstrusi. Namun, yang membedakan dari granulasi atau ekstrusi terletak pada proses gelatinisasi dan tahap pencetakan.

Nah, pada metode granulasi ini dilakukan pencampuran bahan pada suhu 30 derajat celcius hingga 80 derajat celcius, pencetakan adonan menggunakan granulator kemudian dikukus lalu dikeringkan.

Sedangkan pada metode ekstrusi merupakan metode yang sangat efektif dalam pembuatan beras analog karena melalui tahap pencampuran bahan dibawah pengaruh pemanasan dengan suhu tinggi (di atas 70 derajat celcius), kemudian pembentukan adonan, shearing, dan pencetakan beras. Metode ekstrusi menghasilkan beras yang menyerupai beras asli dengan bentuk bulat lonjong.

Kandungan Beras Analog

Beras analog berbahan jagung dan mocaf produksi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memiliki Indeks Glikemik (IG) sebesar 26,4. Angka tersebut jauh lebih rendah dari IG beras putih varietas IR 64 yang mencapai angka 69,96.

Sedangkan, macaroni dan mie sagu memiliki IG hanya 28 dengan kadar pati resisten yang tinggi 3-4 kali lebih tinggi dibandingkan mie terigu instan, dengan IG yang rendah, produk pangan ini memiliki karbohidrat kompleks sehingga tahan kenyang.

Itulah penjelasan seputar beras analog, apakah kamu berniat untuk coba mengonsumsi beras analog?. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)

Exit mobile version