Lingkarjateng.id – Baru-baru ini warganet digegerkan dengan video seorang ibu yang hendak membuang batinya di Stasiun Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Aksinya itu diduga karena sang ibu mengalami baby blues, beruntung petugas di tempat berhasil mencegahnya. Lalu, apa itu baby blues?
Baby blues adalah gangguan psikologis ringan yang dialami seorang wanita pasca melahirkan. Gangguan ini biasanya ditandai dengan munculnya perubahan suasana hati yang terkadang terjadi secara berlebihan. Gejala baby blues yang muncul biasanya membuat wanita mudah tersinggung, mood swing, menangis tanpa alasan yang jelas, mudah merasa Lelah, cemas berlebihan, tidak sabaran, dan sulit konsentrasi.
Gangguan emosi itu biasanya muncul pada dua hingga tiga hari pasca melahirkan, namun bisa juga berlangsung selama 14 hari. Meski begitu, sindrom baby blues ini tidak bisa dianggap sepele. Jika baby blues terjadi dalam jangka waktu lama, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter terkait. Pasalnya baby blues bisa menjadi postpartum depression atau depresi pasca melahirkan yang dapat membahayakan ibu dan bayi.
Penyebab baby blues belum diketahui secara pasti, namun beberapa kondisi tertentu bisa memicu seorang ibu yang baru saja melahirkan mengalami baby blues. Misalnya karena sulit beradaptasi dari kehidupan sebelum dan sesudah menjadi ibu, kemudian perubahan hormon, serta karena memiliki Riwayat gangguan mental.
Meskipun baby blues merupakan kondisi yang wajar, namun penting untuk memberikan dukungan kepada wanita yang mengalaminya. Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu diperhatikan dalam merespons wanita yang mengalami baby blues.
1. Dengarkan dengan Penuh Perhatian
Proses mengandung hingga akhirnya melahirkan bukan kondisi yang mudah bagi seorang wanita sehingga wajar jika kondisi mentalnya menjadi sensitif. Perubahan life stage ini membuat seorang ibu memiliki tanggung jawab baru yang tidak hanya menyangkut pribadinya tetapi juga sang bayi.
Menjadi pendengar yang baik dan penuh perhatian mungkin bisa membantu meringankan perasaan wanita yang mengalami baby blues. Sebab di masa kondisi mental yang tidak stabil ini mereka memerlukan dukungan dari orang terdekatnya. Dengarkan apa yang menjadi keluh kesahnya tanpa memberikan penghakiman yang dapat menurunkan kondisi mentalnya.
2. Beri Dukungan Emosional
Seorang suami menjadi support system yang paling penting bagi istrinya. Berikan afirmasi positif bahwa ia telah melalukan hal hebat karena melahirkan butuh perjuangan yang kuat. Dorong mereka untuk berbicara tentang perasaannya dan terus memberikan pendampingan. Yakinkan bahwa ia tidak sendirian untuk menjalani kehidupan barunya sebagai ibu.
3. Periksa Apa yang Dibutuhkan
Kondisi fisik seorang wanita pasca melahirkan akan terasa sangat melelahkan. Pada masa awal pasca melahirkan, sang ibu akan jarang tidur dengan optimal karena sering bergadang sehingga membuat mereka merasa mudah lelah.
Seorang wanita bisa merasa sangat kelalahan bahkan Ketika hanya duduk di kursi sambil menyusui si bayi. Untuk itu, sebagai orang terdekat periksalah apa yang sedang dibutuhkan. Mungkin ia butih diambilkan barang yang dibutuhkan, butuh dinyalakan kipas, dan lain sebagainya. Hal-hal ini mungkin terlihat sepele namun sangat berarti bagi seorang ibu pasca melahirkan.
4. Ajak Quality Time
Banyak perubahan yang akan terjadi di kehidupan ibu setelah melahirkan. Interaksi ibu dengan orang-orang terdekat mungkin akan mengalami penurunan karena sebagian besar waktunya dihabiskan bersama sang bayi. Oleh karena itu penting bagi suami untuk mengajak istri menghabiskan waktu bersama. Misalnya dengan memanjakannya membeli makanan kesukaan sang istri atau bantu mereka menjangkau orang lain untuk mendapatkan dukungan dan perawatan.
5. Sarankan Konsultasi dengan Dokter
Jika kondisi baby blues tidak kunjung mereda, sarankan sang ibu untuk berkonsultasi dengan dokter atau psikolog. Selain itu selalu beri pendampingan dan dukungan agar kondisi mental sang ibu tidak semakin turun.
Demikian lima cara yang bisa dipraktikkan untuk merespons wanita yang mengalami baby blues. Merawat bayi yang baru lahir memang penting, tapi merawat kondisi sang ibu yang sudah berjuang melahirkan juga sama pentingnya. Sang ibu juga memerlukan dukungan dan perhatian dari banyak orang, terutama suami dan orang-orang terdekatnya. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)