4 Moral Value yang Bisa Dipelajari dari Doraemon The Movie: Nobita’s Sky Utopia

Salah satu adegan dalam animasi "Doraemon the Movie: Nobita's Sky Utopia. (Istimewa/Lingkarjateng.id)

Salah satu adegan dalam animasi "Doraemon the Movie: Nobita's Sky Utopia. (Istimewa/Lingkarjateng.id)

Lingkarjateng.id – Serial animasi Doraemon merupakan salah satu bagian dari memori masa kecil anak-anak kelahiran 90-an. Kabar baiknya, adaptasi animasi Doraemon hadir di layar bioskop Indonesia mulai 19 Juli 2023 yakni Doraemon The Movie: Nobita’s Sky Utopia.

Doraemon The Movie: Nobita’s Sky Utopia merupakan film seri ke-42 dari animasi Doraemon karya Fujiko F. Fujio. Film berdurasi 107 menit itu disutradarai Takumi Doyama berdasarkan skenario yang ditulis Ryota Furusawa.

Film kali ini menceritakan petualangan Nobita mencari kesempurnaan ke negara fantasi Utopia bermula dari cerita Hidetoshi Dekisugi yang membaca buku fiksi. Namun cerita tentang negara yang penduduknya bahagia tanpa konflik itu telah membuat Nobita penasaran.

Nobita dan kawan-kawannya menggunakan pesawat penjelajah waktu menuju ke Afrika di tahun 1972 ke Paradapia yang merupakan pulau mengapung di angkasa ciptaan tiga serangkai Tiga Orang Bijak (Three Sages) bersama Profesor Ray sebagai ahlinya. Segala fasilitas yang terdapat di dalamnya layaknya surga yang membuat Nobita ingin tinggal di sana.

Terlepas dari gambaran Afrika tahun 1972 yang terasa serba modern dan megah. Ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari petualangan Nobita di Paradapia – negara sempurna dengan semua penduduknya bahagia.

Metode belajar

Mata pelajaran olahraga matematika yang ditampilkan dalam beberapa adegan dapat menginspirasi penerapan metode belajar yang mengasyikkan. Matematika yang umumnya dianggap momok oleh murid sekolah, diramu dalam aktivitas olah raga hingga menjadi permainan yang seru.

Kekuatan persahabatan

Betapa jailnya Suneo, sikap keras kepala Shizuka, dan tindak “kriminal” Giant, serta payahnya Nobita, tetapi ketika dalam kondisi bahaya otomatis rasa kebersamaan mereka langsung terbentuk solid sehingga mampu lolos dari situasi sulit. Di hampir akhir cerita, Sonya pun memperoleh pelajaran tentang persahabatan itu dengan mengorbankan diri mengangkut tas sampah raksasa yang membara.

Indahnya perbedaan

Segala yang diseragamkan secara paksa itu bukan hal yang sempurna. Manusia dicipta dengan karakter uniknya masing-masing, dari perbedaan itulah pergaulan sosial menjadi indah karena berwarna.

Merdeka itu berharga

Menjadi manusia merdeka adalah hak yang paling asasi. Hati ibarat chip pada tubuh manusia, bila itu dicuri dan dikendalikan pihak lain, maka dia kehilangan sifat naturalnya sebagai manusia. Hidup tak ubahnya seperti robot belaka.

Sekembalinya dari negara Paradapia, Nobita menyadari betapa “payah” dirinya namun tidak perlu mengejar kesempurnaan untuk menjadi bahagia.

Bagaimana menjengkelkannya sikap orang-orang di sekitar, hanya perlu siasat untuk menyikapinya. Jangan pernah berharap mereka menjadi seperti yang kita inginkan. Karena di situlah letak seni membangun harmonisasi dalam pergaulan.

Petualangan bersama Doraemon ke Paradapia juga memberi pesan bahwa seindah apa pun negeri khayalan, masih lebih indah negeri sendiri yang kita huni. “Dunia sudah hebat apa adanya”!

Menyaksikan kesuksesan film Doraemon yang digemari pemirsa dari berbagai usia, rasanya jadi banyak berharap pada industri sinema tanah air, kapan kiranya akan menyajikan film animasi dalam negeri ke layar lebar di antara kesibukan memproduksi film horor. (Lingkar Network | Anta – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version